Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ditinggal Mati

15 Mei 2019   11:50 Diperbarui: 15 Mei 2019   11:58 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kado Terakhir Untuk Kekasih (https://i.ytimg.com/)

Sesaat sebelum dihubungi seorang teman, aku sedang buang sial, memanjatkan doa tetapi aku dikejutkan dering HP.  Setengah percaya, setengah tidak, aku mendengar kabar kekasihku kecelakaan, diberitahukan kekasihku sudah meninggal. Pantaslah tadinya Ida Ayu tak dapat dihubungi. Aku bergegas pergi ke rumah sakit, memastikan kebenarannya. Sampai disana tak kuasa menahan tangis, air mata berlinang membasahi pipi, orang yang aku sayangi terkapar tak sadarkan diri.

Takdir masih memihak pada nasib kekasihku. Berkat doa dari keluarganya, Ida Ayu terselamatkan, meski harus menguras isi kantong 50 juta. Kecelakaan maut yang menimpa Ida Ayu menyebabkan dia gegar otak, tak dapat disembuhkan. Ida Ayu amnesia, lupa ingatan.

"Kamu siapa?"

"Aku sepupumu. Semoga kamu cepat sembuh, sayaang." ujarku membelai rambutnya. Aku mencoba menjadikannya sebagai teman, dia telah melupakanku. Ida Ayu adalah sosok gadis pujaan hati. Tiga tahun menjalin hubungan dengannya. Ia tak menganggapku siapa-siapa. Aku masih bahagia bisa menemaninya di dunia ini.

Tantenya mengusulkan pada keluarganya, Ida Ayu agar dibawa ke Singapura. Pihak keluarga sempat menolaknya, mereka memasrahkan nasib anaknya pada dewata agung. Takdir berkehendak lain, Ida Ayu meninggal setelah sampai di rumah sakit di negara singa itu.

Ida Ayu dlangsung diaben, berselimutkan kesedihan keluarga besarnya. Aku ikut hadir saat pembakaran jenazahnya. Berbulan-bulan aku selalu mengurung diri di kamar, jarang makan. Dalam kesedihan, adikku yang cewek memutar puisi dan lagu sendu "Hilang" Ost Cinderella, hatiku semakin hancur. Aku ingin mengikuti jejak Ida Ayu ke alam sana. Setelah dipikir dengan akal sehat, lebih baik aku melakukan amal kebaikan demi dia yang kusayangi.

Dalam lamunanku, kadang aku betanya-tanya pada diri, apakah Ida Ayu sedang bahagia disana menyaksikan aku di dunia ini ataukah ia bersedih hati melihatku? Masihkah ia mengingatku ataukah ia masih amnesia, hingga ia tak pernah hadir dalam mimpiku?

"Kawan.. Sayangilah kekasihmu sepenuh hati sebelum dia pergi darimu." ujar sahabatku usai menceritakan kisah kasihnya dengan Ida Ayu pujaan hatinya.

Baca juga Cara Mudah Melupakan Orang yang Dicintai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun