Mohon tunggu...
Mersy Oktavianus
Mersy Oktavianus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang saat ini mengenyam pendidikan di jurusan Kimia. Saya gemar mencari tahu mengenai hal-hal terbaru, terlebih lagi jika berhubungan dengan teknologi-teknologi yang inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN TTG Desa Jombe Mengajak Masyarakat untuk Mengurangi Penggunaan Pestisida Melalui Pembuatan Pupuk Kompos Menggunakan Limbah Kotoran Kuda

13 Agustus 2024   10:45 Diperbarui: 13 Agustus 2024   10:51 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Jombe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jenponto merupakan salah satu desa yang penduduknya masih kebanyakan beternak, salah satunya menjadi peternak kuda, sehingga di desa ini banyak limbah kotoran kuda yang hanya ditumpuk. Hal inilah yang melatarbelakangi mahasiswa KKNT Teknologi Tepat Guna Gelombang 112 Universitas Hasanuddin mengadakan penyuluhan tentang pembuatan pupuk kompos dari kotoran kuda sekaligus sebagai salah satu program kerja dari mereka.

            Penyuluhan ini dilakukan pada hari Rabu, 24 Juli 2024 di halaman rumah salah satu Penyuluh Pertanian yakni Ibu Salma. Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Desa Jombe, Bapak Syamsul Riswan, S. Pd. I, Penyuluh Pertanian Desa Jombe, Ibu Salma, Ketua Pembimbing Desa, Kelompok Tani Desa Jombe, dan beberapa Karang Taruna. Kegiatan ini dimulai dengan pemaparan oleh salah satu mahasiswa KKNT yang menjadi penanggung jawab program kerja ini. Setelah itu, dilanjutkan dengan demontrasi pembuatan pupuk kompos langsung bersama para masyarakat yang hadir. Demontrasi pembuatan pupuk kompos diikuti dengan antusias oleh masyarakat terlebih oleh Kelompok Tani dan anak Karang Taruna yang hadir saat itu. Ditengah demontrasi itu banyak juga timbul pertanyaan timbul dari masyarakat, mulai dari perbandingan bahan yang digunakan, lama pengomposan serta cara penggunaan dari pupuk kompos.

Pembuatan pupuk kompos itu sendiri hanya membutuhkan bahan-bahan yang mudah didapatkan disekitar masyarakat, yakni kotoran kuda, sekam padi, larutan gula (molase), dan bakteri EM4 dan memerlukan waktu 2-3 minggu untuk pengomposannya. Setelah melakukan demontrasi, campuran pupuk kompos kemudian dikompos selama 2-3 minggu ke depan dan tetap dalam monitoring mahasiswa KKN. Penyuluhan ini memberikan semangat serta ide yang baru bagi masyarakat terutama dalam mengurangi penggunaan pupuk urea dan pestisida bagi pertaniannya, “Kiranya dengan adanya ide pembuatan pupuk kompos ini membuat masyarakat mengurangi atau berhenti memberikan kotoran kuda langsung ke tanaman karena dapat merusak tanaman tersebut serta mengurangi jumlah penggunaan pestisida terhadap hasil pertanian” pesan Ibu Salma (Penyuluh Pertanian). Selain itu, melalui penyuluhan ini juga diharapkan membuat masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih lagi dengan memanfaatkan kembali limbah kotoran kuda.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun