Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan yang juga menjadi ibukota Indonesia ini sebentar lagi akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah untuk tahun 2017. Saat ini PILKADA DKI Jakarta sudah mulai memasuki tahapan pencalonan dan ada tiga pasangan yang akan memperebutkan kursi pertama sebagai Gubernur dan Wakil Gu bernur DKI Jakarta. Adapun ketiga pasangan calon tersebut antara lain. Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saeful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, dan yang terakhir pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang masing – masing dari pasangan tersebut sudah diumumkan partai – partai pengusungnya.
Diantara tiga pasangan tersebut ada salah satu pasangan yang cukup kuat yaitu pasangan Petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saeful Hidayat mereka dianggap cukup kuat karena mereka  sudah dikenal masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jakarta. Menurut Politisi PDIP Charles Honoris elektabilitas pasangan tersebutlah yang menjadi salah satu alasan Ketua Umum PDIP, Megawati mendukung Ahok-Djarot. Lembaga survei juga menyebutkan bahwa 80 persen konstituen PDIP mendukung pasangan Ahok – Djarot. Selain itu Ahok dan Djarot juga merupakan produk PDIP dimana Ahok sendiri sudah diusung oleh partai yang berlambang moncong putih itu bersama Joko Widodo dalam Pilkada 2012 tahun silam.
Lalu timbul  pertanyan apa saja modal yang dimiliki dua pasangan lainnya untuk menghadapi pasangan Petahana tersebut. Menurut, Sebastian Salang yang merupakan Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), dua pasangan lain calon penantang Ahok dan Djarot memiliki daya tarik masing-masing yang dapat dijadikan modal mereka dalam PILKADA DKI Jakarta 2017. Salang mengatakan bahwa dua pasangan tersbut masih relatif muda dan santun sehingga di kalangan pemilih yang masih muda akan memilih mereka karena pemilih yang masih muda biasanya suka pemimpin yang santun dan muda, ujarnya saat dihubungi di Jakarta. Sabtu (24/9/2016).
Salang juga mengatakan dua pasangan calon tersebut memiliki latar belakang yang cukup menarik. Yang pertama pasangan Anies-Sandiaga pasalnya Anies merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Joko Widodo. Sedangkan, Sandiaga merupakan seorang pengusaha muda menurutnya dua pasangan ini merupakan kombinasi yang sangat menarik dan bisa saling mengisi. Yang kedua pasangan Agus-Sylviana. Dimana Agus yang merupakan Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning. Sedangkan Sylviana menjabat beberapa jabatan strategis di Pemerintahan Provinsi DKi Jakarta sebelum duduk sebagai Deputi Gebernur bidang Kebudayaan dan Pariwisata pasangan ini bisa dibilang akan memiliki suara yang signifikan.
Walaupun begitu dua pasangan calon tersebut Anies-Sandiaga dan Agus-Sylviana perlu memikirikan program kerja yang menarik agar dapat mengubah Jakarta menjadi lebih baik lagi karena mereka belum banyak menghasilkan perubahan yang dapat dilihat atau dirasakan oleh masyarakat sehingga dengan adanya program kerja yang baik bagi setiap calon akan menjadi daya tarik tersendiri sehingga masyarakat Jakarta tertarik dan ingin memilih mereka menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2017.
Menurut pendapat saya, pemimpin Jakarta merupakan tolak ukur dari kepeimpinan bangsa Indonesia dan daerah sehingga mereka harus memiliki kemampuan untuk memimpin bangsa tersebut maka dari itu pasangan cagub-wacagub DKI Jakarta selain harus memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas juga harus memiliki program kerja yang lebih khusus misalnya bagaimana mengatasi kemacetan di ibu kota, bagaimana mengatasi banjir yang selalu melanda Jakarta bila turun hujan lalu bagaimana mengatasi banyaknya pendatang yang datang dari luar ibu kota yang ingin mencari perkerjaan di Jakarta. Begitupun perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap tindakan kriminalitas yang semakin hari semakin marak terjadi.
Nama : Mersila Deminito
NIM : 07031381520065
Jurusan : Ilmu Komunikasi (A)
Mata Kuliah : Komunikasi Politik
Dosen Pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM, MSc.