Mohon tunggu...
Merry Mansoben
Merry Mansoben Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca,menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secarik Kertas

3 Agustus 2022   10:51 Diperbarui: 3 Agustus 2022   10:53 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mulut tak dapat berbicara,ketika mata tak dapat berbicara, dan ketika hati tak dapat menyampaikan perasaan, bagaikan Rumah Tampa pintu, bagaikan lantai yang dapat dikotori 

Ku ambil secarik kertas,  mencoret-coret isi hati , aku benci kepada dia yang pamit tampa pamrih , kau takkan mengerti bagaimana, menjadi secarik kertas, yang awalnya bersih menjadi kotor

Kau menjadi tinta buat selama-lamanya pikiran ku beradu domba, aku berjalan tampa arah, menanti senja yang di sambut lampu merah alun alun 

Secarik kertas ini tak dapat berbuat apa-apa hanya terdiam kaku, Tanpa mengenal perasaan kau dan aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun