Mohon tunggu...
Merry Gabriella
Merry Gabriella Mohon Tunggu... Freelancer - Let's Write and Share

Blogger | Art n Craft Lover | Freelancer | Ex Full Time Employee of Various Types of Business Entities

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prof. Dr. Ir. Duma Hasan, DEA Dalam Kenangan

21 April 2020   23:37 Diperbarui: 20 Mei 2020   10:12 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papa dan Mama | Dokumentasi Silvani Duma

Saat pergi sholat ke masjid yang berada di dekat rumah, Toby dengan setia berjalan di samping papa dan menunggu di sekitar masjid sampai papa selesai sholat lalu kembali berjalan bersama untuk pulang. 

Pernah juga Toby menderita sakit kulit dan papa yang mengobati Toby dengan rutin mengoleskan obat di kulitnya sampai kembali sembuh dan bulunya tumbuh dengan baik. Saat Toby sedang sakit, papa bersama Anto si adik bungsu kami membawa Toby ke dokter hewan yang tinggal dekat rumah. Dan saat Toby hilang karena dicuri, papa sangat sedih dan kepikiran, sampai akhirnya kami tidak lagi memelihara anjing.

Saat saya diberi seekor anak anjing oleh seorang teman dan saya bawa pulang ke rumah, papa sangat senang. Bahkan di pagi hari, papa duluan yang memberi makan dan memperhatikan anjing itu yang bernama Luna. Setiap kali menelpon saya yang ditanyakan adalah kabar Gio cucunya dan Luna. 

Setiap kali bercerita tentang tingkah Luna, beliau sangat senang sampai tertawa-tawa mendengarkan cerita saya. Beliau juga berpesan untuk memberikan air masak untuk diminum Luna dan jangan memberi makan tulang. Saat pulang ke Makassar saya selalu membawa Luna dan itu membuat papa sangat senang. Setiap kali papa duduk di meja makan, beliau akan memanggil Luna dan Luna juga dengan patuhnya datang lalu duduk di dekat kaki papa. 

Papa biasa mengajak ngobrol dan bila sedang makan, papa akan menyuapi Luna dengan potongan-potongan daging ayam. Pernah mama menanyakan kenapa ayam gorengnya diberikan ke Luna sementara cucu-cucu belum makan, dengan santainya papa bilang : “Tidak apa-apa karena itu jatah saya yang saya berikan ke Luna”

Waktu Luna pertama kali datang ke rumah, keesokan harinya papa berkata sambil tersenyum : ‘’Luna ditinggal saja disini”. Terlihat sekali jika beliau sangat suka dan ingin memelihara Luna. Papa juga sangat senang melihat saat cucunya Deana bermain dengan Luna dan juga sangat sayang dengan Luna. 

Bahkan saat beliau dirawat di RSPTN Unhas di hari-hari terakhirnya, yang pertama kali ditanyakan saat pertama kali saya bertemu dengannya adalah : “Mana Luna?”, lalu saya jawab bahwa Luna ditinggal di rumah sendirian. Beliau kembali menanyakan : “Apa itu tidak masalah? Bagaimana dengan makanannya?” 

Saat saya beritahu bahwa semua sudah disiapkan, barulah papa tenang. Di malam hari saat kami semua masih di rumah sakit, papa akan mengingatkan untuk segera pulang karena memikirkan Luna yang sendirian di rumah. Jadi buat papa, Luna sudah menjadi anggota keluarga kami, bukan hanya sekedar binatang peliharaan dan ini juga yang beliau lakukan kepada anjing-anjing yang dulu pernah kami pelihara.

MEMPERBAIKI BARANG-BARANG YANG SUDAH RUSAK

Papa adalah seorang yang menganut paham anti membuang barang. Semua barang yang rusak akan beliau perbaiki kemudian dipakai kembali. Jauh sebelum tren sandal jepit yang berbeda kiri kanannya dirumah kami papa sudah ciptakan itu hahaha…..sandal jepit yang putus akan diperbaiki dengan tali atau bahkan kawat halus untuk dipakai kembali. Sandal kiri dan kanan pun berlainan. Saat ditegur oleh Mama karena Papa mau ke masjid untuk sholat dengan memakai sandal itu dengan santainya beliau bilang : “Ahhh ini tidak apa-apa, kan masih bisa dipakai. Dan di masjid tidak akan pernah dicuri”.

Begitu juga dengan payung yang beliau ikat dengan karet gelang karena pengikatnya putus dan dengan santainya beliau pakai ke bandara. Waktu itu Sisca yang mengantar papa ke bandara dan Sisca sangat kaget melihat payung hasil karya papa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun