Mohon tunggu...
Merry Gabriella
Merry Gabriella Mohon Tunggu... Freelancer - Let's Write and Share

Blogger | Art n Craft Lover | Freelancer | Ex Full Time Employee of Various Types of Business Entities

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prof. Dr. Ir. Duma Hasan, DEA Dalam Kenangan

21 April 2020   23:37 Diperbarui: 20 Mei 2020   10:12 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Makam Papa | Dokumentasi Merry

Saking cintanya dengan tanaman, pohon pisang pun tumbuh subur di halaman depan rumah. Sementara mama sudah gemas ingin menebang pohon pisang itu karena sangat tidak rapi dan merusak estetika karena kian lama tumbuhnya tidak teratur. 

Suatu waktu, papa sedang tugas ke luar kota. Oma memanggil tukang pembuat taman yg lalu menebang pohon pisang itu untuk membuat taman didepan rumah. Tetapi terlebih dahulu pohon pisangnya dipindahkan ke halaman belakang. Saat papa pulang beliau senang melihat taman yang cantik didepan rumah dan di halaman belakang masih ada pohon pisang. Hahaha….!!!

Gubernur Sulawesi Selatan sekarang ini, Prof. Nurdin Abdullah adalah teman dan juga tetangga papa. Beliau memberikan bibit pohon trembesi kepada papa. Papa lalu menanam pohon ini di sepanjang jalan di komplek perumahan. 

Setiap sore papa akan mengangkut air di dalam ember dan dibawa dengan mobil yang dikemudikannya sendiri lalu pohon-pohon ini beliau sirami satu persatu. Sangat telaten. Akhirnya pohon-pohon ini tumbuh besar dan membuat lingkungan jadi teduh dan rindang. Sampai-sampai Prof.. Nurdin Abdullah mengatakan kalau papa bisa diusulkan mendapatkan penghargaan Kalpataru.

Satu hari, petugas PLN datang dan menebang pohon-pohon ini dengan alasan mengganggu kabel listrik. Papa sangat marah dan berargumen dengan petugas PLN ini walaupun pada akhirnya pohon-pohon tersebut harus ditebang, padahal papa bukan orang yang suka marah dan temperamental. 

Papa memang sangat marah saat pohon ditebang karena beliau suka dengan kondisi yang teduh, rindang dan sejuk. Selain itu, pohon-pohon itu beliau sendiri yang tanam, rawat dan siram sampai tumbuh besar dan dinikmati oleh para penghuni kompleks perumahan. Beliau selalu bilang banyak orang bodoh karena tidak mau mengerti arti pentingnya pohon. Di luar negeri, pohon-pohon yang ada sangat dirawat karena mereka paham arti pentingnya pohon untuk kehidupan, dan ini juga yang beliau bilang ke petugas PLN itu untuk menyampaikan ke atasan mereka agar lain kali kabel listrik itu ditanam didalam tanah supaya tidak harus mengorbankan pohon-pohon.

Walaupun papa seorang muslim yang taat, beliau sangat suka dan sayang dengan anjing. Sebenarnya bukan hanya dengan anjing, tetapi dengan semua binatang. Pernah suatu kali ada serangga dan adik saya ingin membunuh serangga itu, papa bilang jangan dibunuh tapi dikeluarkan saja dari rumah.

Menurut saudara-saudara dan keponakan-keponakan papa, beliau memang sangat mencintai anjing dan saat masih muda sudah memelihara anjing. Beliau bahkan rela tidak makan asal anjing-anjingnya tetap mendapatkan makanan yang cukup. Menurut mereka, papa tidak mempermasalahkan hanya makan nasi dan sayur, tetapi anjingnya diberi makan nasi campur yang dibeli di warung.

Untuk anjing papa memang sangat sayang. Menurut beliau anjing adalah binatang yang paling setia. Di rumah dulu kami memelihara 3 ekor anjing untuk menjaga rumah yang pada saat itu memang masih rawan dengan pencurian. Walaupun hanya anjing jenis ras kampung, tapi anjing-anjing kami terawat dengan baik. 

Papa yang sangat memperhatikan dan selalu memberi makan. Setiap kali selesai makan, papa akan menyiapkan makanan untuk anjing-anjing itu dan tidak pernah beliau memberikan makanan berupa tulang-tulang ikan atau ayam. Yang diberikan adalah dagingnya. Beliau selalu mengatakan : “Kalau kalian makan, ingat juga anjing-anjing itu, karena mereka yang jaga kita”.

Terakhir kami hanya memiliki 1 ekor anjing yang diberi nama Toby dan papalah yang selalu memberi makan Toby. Setiap kali akan memberi makan, papa akan memukul-mukulkan piring makan si Toby dan tidak lama kemudian Toby akan muncul setelah pergi bermain di sekitar rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun