[caption="ilustrasi: uleven.com"]
Banyak yang bertanya, kenapa aku jarang sedih dan selalu ceria. Tidak tahu seberapa cerianya di tiap hari, sampai mereka beranggapan (lagi) kalau aku tidak punya beban apa-apa dalam hidup. Sebenarnya itu tidak benar. Setiap orang yang hidup, beban hidup sudah menjadi kodratnya. Untukku juga. Kita semua sama. Hanya sikap dan cara menghadadpinya saja yang berbeda.
Aku pernah sakit. Aku juga pernah tersakiti. Karena sengaja dan ketidaksengajaan orang lain. Tapi apa boleh buat? Aku tidak membiarkan otakku terus berpikir tentang sakit itu. Aku tidak membiarkan hati dan ragaku terus merasakan sakit. Apa manisnya terpenjara dalam luka? Keluarlah. Dan hanya diri sendiri yang bisa memaksa luka itu bebas. Mereka bilang, aku tidak pernah marah. Atau kita belum saling mengenal? Sebenarnya semua orang butuh marah. Kadar kemampuan marahnya saja yang berbeda. Kadang, terselip marah diantara tawa. Bukan menipu. Bukan bermuka topeng. Aku hanya meredakan emosi yang tersangkut di dada. Sesak sekali. Barang saja emosiku melebur dalam kondisi baik-baik saja. Dan tidak lupa, aku tidak membiarkan otakku terus berpikir "marah yang seperti apa lagi?". Aku tidak membiarkan hati dan ragaku terus merasakan amarah. Otak dan hati harus bekerja seimbang untuk mengkondisikan keadaanmu.
Ada cerita, aku memakai baju dengan warna yang kontras. Mereka yang tak sedap memandangnya tentu protes. Tidak apa-apa. Jujur, aku berpakaian bukan karena mereka akan menilaiku. Penampilanku untuk diriku bukan untuk mereka. Aku cantik atau tidak, juga bukan untuk mereka. Kalau terus berpikir apa yang orang lain lihat dariku, aku tidak akan selesai berpikir. Akan selalu ada orang yang melihatku.
24 jam dalam sehari. Kamu tidak perlu mengisinya dengan terus khawatir apa kata orang. Berhenti menuntut kesempurnaan dalam dirimu hanya karena ingin terlihat tinggi dimata orang. Kamu tidak akan selesai berpikir. Sampai kapanpun kamu tidak akan menjadi orang lain. Berusahalah menjadi seorang yang penerima sosial dan mencintai diri apapun keadaannya. Akan selalu ada orang yang mengkritik kita. Terima dan jadikan masukan. Kamu akan selesai berpikir dan melanjutkan hidup yang manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H