Mohon tunggu...
Merlyn Ika
Merlyn Ika Mohon Tunggu... -

Say it before you run out of time. Say it before it’s too late. Say what you’re feeling. Waiting is a mistake

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pernikahan dan Keluarga

19 November 2014   13:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernikahan dan keluarga

Keluarga sangat sukar untuk didefinisikan. Selalu terdapat pengecualian untuk tiap unsur yang dapat dianggap penting. Oleh karena itu, keluarga didefinisikan secara luas sebagai orang – orang yang menganggap diri mereka terikat oleh hubungan darah, pernikahan, atau adopsi. Secara universal, pernikahan dan keluarga merupakan mekasnisme untuk mengatur pemilihan pasangan,mengesahkan pemerolehan keturunan, danmenetapkan warisan dan wewenang.

Para fungsionalis memepelajari fungsi dan disfungsikehidupan keluarga. Contohnya mencakup larangan hubungan sedarah dan bagaimana melemahnya fungsi keluarga akan meningkat kemungkinan terjadinya perceraian. Dan para teoritis konflik memepelajari bagaimana pernikahan dan keluarga membantu diabadikannya ketidaksetaraan sosial, khususnya penundukan terhadap perempuan. Perebutan kekuasaan dalam pernikahna, seperti yang menyangkut pekerjaan runah tangga, merupakan salah satu contohnya.

Para penganut interaksionisme simbolis mempelajari bagaimana perspektif yang bertentangan perihal laki – laki dan perempuan diselesaikan dalam pernikahan. Mereka menekankan bahwa hanya dengan memahami perspektif istri dan suami sajalah kita dapat memahami perilaku mereka. Unsur utama ialah cinta dan masa berpacaran, pernikahan, kelahiran, pengasuhan anak, dan keluarga dalam usia lanjut. Sebagian besar pemilihan jodoh mengikuti pola usia, kelas sosial, ras dan etnis dan agama. Kelahiran dan pola asuh anak pun beraneka ragam sesuai dengan kelas sosial.

Antara ras dan etnis dalam kehidupan keluarga merupakan pembeda utama dalam kelas sosial, bukan ras etnis. Keluarga dari kelas sosial yang sama cenderung bersifat sama, terlepas dari susuanan ras dan etnisnya. Tingkat percereina tergantung angka statistic yang anda pilih dan anda bandingkan, anda dapat menghasilkan angka apapun yang anda kehendaki, dari 50 persen hingga hanya 2 persen. Perceraian sangat susah bagi bagi anak – anak, yang masalah penyesuaina dirinya sering berlangsung terus sampai dengan mereka dewasa. Sebagian besar ayah yang bercerai tidak mempertahankan hubungan berkesinambungan dengan anak – anak mereka. Masalah financial biasanya lebih besar bagi para mantan istri. Meskipun sebagian besar orang yang bercerai menikah ulang, anhka pernikahan ulang telah menurun.

Ada 2 sisi kegelapan dalam kehidupan keluarga yaitu, sisi gelapnya adalah kekerasan penganiayaan pasangan, kekerasan terhadap anak, dan hubungan sedarah, tindakan yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan keluarga. Sisi terangnya ialah bahwa sebagian besar orang menganggap bahwa pernikahan dan kehidupan keluarga sebagai anugrah.

Yang menjadi masa depan kehiudupan keluarga adalah isaat kita dapat berharapbahwa kohabitasi, kelahiran pada perempuan lajang, usia pernikahan pertama, dan pengasuhan anak oleh kakek – nenek kan meningkat. Peningkatan jumlah perempuan dalam angkatan kerja akan cenderung menggeser keseimbangan kekuasaan dalam pernikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun