Mohon tunggu...
Merly Erlina
Merly Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya seorang dosen dan praktisi psikologi di RS di Kota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Kreatif Mahasiswa

10 November 2024   20:46 Diperbarui: 10 November 2024   20:55 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Potensi Kreatif Mahasiswa

Oleh : Merly Erlina

Mahasiswa sebagai agent of change yang saat ini dituntut untuk memberikan dampak perubahan dalam masyarakat terkait dengan tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan sebuah informasi teknologi hal tersebut tampaknya mulai menurun sebagai culture atau budaya sebuah peradaban mahasiswa. Penurunan dalam keadaan tersebut tentunya menjadikan ancaman bagi Indonesia dalam memperbaiki kualitas pendidikan dalam perguruan tinggi.

Pentingnya pengembangan kreativitas pada mahasiswa dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, kreativitas memungkinkan mahasiswa untuk memiliki cara berpikir yang inovatif dan terbuka terhadap gagasan baru. Dengan memiliki pola pikir yang kreatif, mahasiswa dapat menghadapi masalah yang kompleks dan menemukan solusi yang inovatif. Kedua, kreativitas juga memungkinkan mahasiswa untuk mengekspresikan diri secara lebih efektif. Dengan cara ini, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik, dan membantu mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Untuk  memahami  hakikat  kreativitas,  pertama-tama  ada  gunanya  membedakan  potensi  kreatif,  pencapaian  kreatif,  dan  bakat  kreatif  (Barbot  &  Lubart,  2012a; Besançon  dkk.,  2013).  Potensi  kreatif  adalah  kemampuan  terpendam  untuk  menghasilkan  karya  orisinal dan adaptif yang merupakan hasil  dari  kombinasi  unik  dari  sumber  daya  seseorang yang  berperan  dalam  karya  kreatif,  termasuk  aspek motivasi,  kognisi,  dan  kepribadian  (Lubart,  1999;  Lubart  et  al.,  2013;  Sternberg  &  Lubart, 1995).  Secara  khusus,  kombinasi  unik  ini  menghasilkan  berbagai  potensi  kreativitas  mulai dari  potensi  rendah  hingga  tinggi tergantung  pada  kesesuaian  antara  sumber  daya  yang  dimiliki (Lubart  et  al.,  2013). Potensi  yang  dimiliki  seseorang  bisa  mengarah  pada prestasi  jika  orang  tersebut  mempunyai  kesempatan  untuk  melakukannya. Pencapaian  kreatif  mengacu  pada produksi  aktual  dari  keluaran  kreatif  yang  telah  diakui  sebagai  kreatif  oleh  sebagian  masyarakat. Sedangkan bakat  kreatif  mengacu  pada  kecenderungan  untuk  menghasilkan  karya  kreatif  secara  berulang-ulang (Besançon  et  al.,  2013).

Menurut  pendekatan  komponensial  terhadap  kreativitas,  potensi  kreatif  mencerminkan pertemuan  beberapa  sumber  daya  yang  berbeda,  namun  saling  terkait  (Sternberg  &  Lubart,  1995).  Sumber  daya  dalam diri seseorang termasuk  faktor  biologis  dan  genetik  (Barbot,  Tan,  &  Grigorenko,  2013;  Kaufman, Kornilov,  Bristol,  Tan,  &  Grigorenko,  2010),  aspek  kognisi  seperti  pemikiran  divergen (Guilford,  1950);  atau  pemikiran  metaforis  (Tan,  Barbot,  Mourgues&Grigorenko2013),  dan aspek  konasi  (faktor  kepribadian,  motivasi  dan  emosional)  seperti  kemauan  untuk mengambil  risiko  dan  terbuka  terhadap  ide  dan  pengalaman  baru,  sambil  menoleransi  situasi  dan rangsangan  yang  ambigu  (Besançon  dkk.,  2013).  Sumber  daya  dalam diri seseorang  lainnya  mencakup  pengetahuan  yang  relevan  dengan  tugas yang  diperlukan  di  setiap  area  konten  tertentu  seperti  penulisan  kreatif  (Barbot,  Tan,  Randi, Santa-Donato,  &  Grigorenko,  2012). Terakhir,  sumber  daya  tingkat  lingkungan  mengacu  pada aspek  budaya atau lingkungan sosial. Singkatnya,  potensi  kreatif  mengacu  pada  kombinasi  tertentu  antara  individu  dan  kontekstual sumber  daya  yang  berperan  dalam  pekerjaan  kreatif  termasuk  aspek  motivasi,  kognisi,  dan kepribadian.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka komponen kepribadian dan motivasi sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas khususnya potensi kreatif. Peran  kepribadian  dalam  kreativitas  telah  lama  dibahas  (Barron,  1969;  Feist,  1998;  Gough,  1979;  MacKinnon,  1965; Nezcka  &  Hlawacz,  2013).  Berbagai  penelitian  yang  mengeksplorasi  hubungan  antara  kepribadian  dan  kreativitas  telah  sampai  pada  temuan  yang  bertentangan  ( Burch,  Pavelis,  Hemsley,  &  Corr,  2006;  Feist,  1998;  King,  Walker ,  &  Broyles,  1996). Big Five Personality  adalah  salah  satu  konsep kepribadian  yang  dipelajari dalam konteks  kreativitas  (Feist,  1998;  Kwang  &  Rodrigues,  2002;  McCrae,  1987;  Wolfradt  &  Pretz,  2001). Inventarisasi  Big Five Personality  mencakup  lima  dimensi  kepribadian yaitu Openness, Conscientiousness, Ekstraversion, Agreeableness, dan Neurotisisme  (John,  Donahue,  &  Kentle,  1991;  John  &  Srivastava,  1999).

Tipe kepribadian keterbukaan untuk pengalaman (openness) adalah sifat yang paling konsisten dikaitkan dengan kreativitas (Feist, 1998; Batey, Chamorro-Premuzic, & Furnham, 2010; Da Costa, Páez, Sánchez, Garaigordobil, & Gondim, 2015). Keterbukaan terkait dengan kinerja pada berbagai ukuran pemikiran divergen (Furnham & Bachtiar, 2008; King, Walker, & Broyles, 1996). Sangat mudah untuk melihat bahwa keterbukaan mungkin mencerminkan gaya kognitif yang lebih fleksibel yang memungkinkan seseorang untuk mengatasi kemantapan dan menghasilkan solusi yang unik (Feist, 1998). Tipe kepribadian keterbukaan untuk pengalaman terbukti memiliki hubungan yang posistif dengan kreativitas (Batey, Chamorro Premuzic  dan Furnham  (2010), Furnham, Hughes  dan Marshall  (2013), Hughes, Furnham  dan Batey  (2013), Karkowski  dkk.  (2013), Kaufman  dan Beghetto  (2013), Silvia  dkk. (2014), Stok,  von Hippel  dan Gillert  (2016), Kaspi-Baruch  (2017))

Selain  kecerdasan,  ciri-ciri  kepribadian,  sikap,  dan  gaya  kognitif,  motivasi  juga  merupakan  faktor  individu penting  dalam  kreativitas.  Menurut Self-Determination  Theory  (Ryan  dan  Deci,  2000b) menyatakan bahwa motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Diklaim ada hubungan  yang positif antara  kreativitas,  motivasi  intrinsik,  dan  efikasi  diri  (Artola  dkk  2012;  Guilford,  1968;  Runco,  2014).  Hal  ini  diharapkan bahwa  orang  lebih  cenderung  menjadi  kreatif  ketika  mereka  termotivasi  secara  intrinsik,  misalnya,  oleh  minat,  kesenangan,  kepuasan,  dan tantangan  tugas  itu  sendiri,  lebih  dari  tekanan  eksternal  dan imbalan  (Amabile,  1996)

Secara  khusus,  motivasi  intrinsik   yang merupakan komponen  kreativitas  intra-individu  yang  penting  (Amabile,  1996),  telah  lama  dianggap  sebagai  faktor  kunci  yang  merangsang  kreativitas. Liu  dkk  (2016)  berpendapat  bahwa peran  motivasi  intrinsik  dalam  mempengaruhi  kreativitas  sebagai  kekuatan  motivasi,  yang  memunculkan  rasa  ingin  tahu,  minat,  dan  kegembiraan  dari  tugas  yang  ada.  Zhang  dan  Bartol  (2010)  juga berpendapat  bahwa  individu  yang  termotivasi  secara  intrinsik  cenderung  terlibat  dalam  proses  kreatif,  termasuk  identifikasi  masalah,  serta  generasi  ide  kreatif  dan  evaluasi. 

Tierney  dan  Farmer  (2002)  mengusulkan  ide  Efikasi Diri Kreatif (Creative Self Efficacy) berdasarkan  studi  efikasi diri dan  teori  kreativitas,  dan  berpendapat  bahwa  tidak  seperti  efikasi diri lain  yang  mencakup  emosi  seperti  harga  diri  dan  kepercayaan  diri  dalam  arti  luas. Efikasi  diri  kreatif  adalah  tentang  mengambil  risiko  dan membuat  upaya  yang  diperlukan  untuk  kreativitas. Efikasi Diri Kreatif  lebih  berorientasi  pada  kemampuan  untuk  mengevaluasi  kinerja  aktivitas  kreatif  seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun