Dalam kosongnya sebuah ruang Ia masih sendiri dengan segudang kegelisahan.
Pandangannya kosong dengan beribu-ribu kegelisahan.
Betapa banyaknya  masalah dunia yang makin hari makin tak berujung menjadikannya gundah akan masa depan.
Dunia penuh ancaman dan peringatan.
Bencana alam dimana-mana, pesawat jatuh menenggelamkan puluhan nyawa dan bertubi-tubi informasi tentang Corona yang mencemaskan banyak raga menjadikannya resah akan keberlanjutan hidup.
Ia dihantui dengan ketiadaan karena telah berlalu banyak orang tanpa memberi tanda.
Ia masih di rumah saja dengan banyak angan di luar rumah.
Untuk mimpinya, untuk yang dicintainya ia ingat dan gelisah.
Pada sela-sela diamnya yang banyak bicara, ia mendengar ada yang berkata padanya.
"Sayangku, apa yang kau cemaskan?
Semuanya akan baik-baik saja. Bukankah kamu pernah membaca dalam Injil ada tertulis (Bersukacitalah dalam pengharapan bersabarlah dalam kesesakan, bertekunlah dalam doa!)?
Ingatlah itu!
Teruslah berkarya baik dengan tetap berjaga-jaga sambil menunggu waktumu.
Ternyata orang itu adalah Dia sendiri
Jakarta, 23 Januari 2029
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H