Mohon tunggu...
Merlina Sugandi
Merlina Sugandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Stay humble

Be grateful no matter what

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Spesial di Bulan Ramadan

6 Mei 2022   22:47 Diperbarui: 6 Mei 2022   23:09 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Semua umat islam melakukan ibadah puasa di bulan ini, tidak terkecuali saya. Banyak aktivitas khusus yang hanya dilakukan di bulan ini, salah satunya adalah sahur. Sahur adalah sebuah aktivitas makan pada dini hari yang dilakukan oleh umat islam yang akan menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan. Sahur juga berfungsi sebagai pengganti sarapan di pagi hari, supaya mereka yang menjalankan ibadah puasa tetap memiliki energi untuk menjalankan aktivitas di keesokan harinya. Di daerah saya yang mayoritas semua warganya beragama islam, tentu tidak melupakan salah satu sunah puasa di bulan Ramadan ini. Sahur memiliki batasan waktu atau yang biasa disebut dengan imsak, yaitu waktu berakhirnya sahur, maka beberapa masyarakat di daerah saya yang kadang terlambat bangun sahur, akhirnya tidak sahur. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, para pemuda di desa saya mempunyai inisiatif untuk membangunkan warga untuk sahur, agar tidak ada lagi yang terlambat untuk bangun sahur. Para pemuda yang tergabung dalam karang taruna memiliki dua metode dalam membangunkan masyarakat untuk sahur. Metode pertama adalah dengan memanfaatkan speaker toa masjid yang digunakan untuk menyerukan himbauan kepada para warga agar segera bangun dan melakukan sahur. Biasanya yang melakukan ini adalah para remaja masjid, mereka juga memberikan nada dalam seruannya, sehingga terdengar seperti nyanyian yang membuat terngiang-ngiang ditelinga, sehingga setelah para warga mendengarkan, akan segera sadar dan tahu, bahwa sudah waktunya bangun untuk sahur. Metode kedua, adalah menggunakan mobil yang sudah dipasangi salon (speaker besar, biasanya dipakai untuk acara hajatan mantenan atau sunatan) yang dikendarai mengelilingi desa. Mereka menyerukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh para remaja masjid yang menggunakan toa masjid tadi, bedanya adalah mereka menyalakan musik beralunan dangdut dan kadang juga musik DJ yang membuat orang yang mendengar menjadi bersemangat dan bergegas bangun untuk menjalankan sahur. Untuk metode kedua ini selain dari para remaja karang taruna, juga  berasal dari warga desa lain yang kebetulan melewati desa saya.

Aktivitas khusus kedua yang hanya ada dibulan Ramadan adalah tadarus. Pagi hari, seusai salat subuh, para wanita mulai dari nenek-nenek, ibu-ibu, remaja hingga anak-anak perempuan bergiliran untuk melantunkan ayat suci Alquran di masjid hingga musala-musala kecil di desa saya. Biasanya yang bertadarus selepas salat subuh adalah nenek-nenek dan ibu-ibu yang selesai menunaikan salat subuh. Kemudian pada pukul delapan hingga sepuluh siang, giliran para remaja dan ibu-ibu muda yang bertadarus. Hal seperti ini sudah menjadi budaya rutin desa saya. Hal lucu yang saya rasakan saat sedang bertadarus di musala dekat rumah, adalah pada saat saya dan teman saya itu hanya tinggal berdua saja, jadi hanya ada saya dan seorang teman saya saja di dalam musala, kenapa bisa seperti itu? Itu karena biasanya kami berdua mengambil waktu yang sepi orang, maksudnya adalah waktu dimana sudah tidak ada antrian panjang, kami berangkat ke musala pada saat hanya ada satu atau dua ibu-ibu saja yang berada didalam. Jadi pada saat sepi itu, ketika satu atau dua orang ibu-ibu tadi sudah pulang, saya dan teman saya kadang merasakan hal aneh sekaligus lucu karena hanya ada kami berdua saja didalam musala yang lumayan besar itu, yang biasanya pada saat tarawih sangat ramai dan padat, kini saat tadarus ini hanya ada kami berdua saja, jadi suasanya terasa sedikit aneh dan sunyi tapi tetap khidmat. Kemudian, pada waktu kami sudah merasa lelah bertadarus, kami berdua menunggu, barangkali ada remaja lain atau ibu-ibu yang masih ingin bertadarus sebelum waktu tadarus selesai, tapi kadang-kadang tidak ada satupun yang datang, jadi saya dan teman saya tadi memutuskan untuk tetap lanjut bertadarus lagi setelah usai beristirahat sejenak tadi. Cerita tadi adalah kenangan tadarus saya dua tahun yang lalu, karena sekarang saya tidak bertadarus di musala lagi dikarenakan suatu kesibukan, tetapi saya masih mengusahakan untuk tetap bertadarus walaupun hanya dirumah saja. Karena bulan Ramadan adalah bulan yang sangat berharga dan sangat spesial karena limpahan berkah dan pahalanya.

Aktivitas ketiga yang khusus dan hanya ada di bulan Ramadan ini adalah berbagi takjil. Kemarin, tepatnya hari ke dua puluh empat, bulan keempat, saya dan keluarga besar saya diberi kesempatan untuk berbagi takjil. Alhamdulillah acaranya berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti. Persiapan dari mulai pembelian makanan hingga pengemasannya kami buat dengan metode pembagian tugas, agar pekerjaan menjadi lebih ringan dan mudah. Setelah acara bagi-bagi takjil selesai, saya sekeluarga melanjutkan perjalanan ke rumah makan setempat untuk berbuka puasa bersama, acara juga berjalan lancar tanpa kendala.

Salat tarawih juga menjadi aktivitas keempat yang hanya ada di bulan Ramadan dan menjadi salah satu budaya yang selalu saya ikuti setiap tahunnya, meskipun hukumnya sunah, yang artinya boleh untuk dikerjakan dan boleh juga untuk tidak dikerjakan. Setiap salat tarawih suasana musala menjadi begitu padat dan ramai, tidak seperti hari-hari biasa, apalagi diawal-awal puasa kemarin, tempat yang tersedia untuk jemaah perempuan sampai-sampai habis, jadi terpaksa ada jemaah perempuan yang melaksanakan salat tarawih diluar pintu, tapi tetap berada dalam barisan khusus jemaah perempuan. Hal tersebut selalu terjadi, tapi kami semua masih tetap merasa senang karena dapat tetap menjalankan salat tarawih dengan khidmat.

Tidak hanya tadarus pagi hingga siang hari, setelah salat isya pun juga ada tadarus. Jadi, selepas salat tarawih, jemaah laki-laki yang biasanya terdiri dari para kakek-kakek, bapak-bapak dan remaja bergantian bertadarus. Hal ini berlangsung hingga pukul sepuluh malam. Hal yang menyenangkan pada tadarus malam ini adalah, mereka para laki-laki diberikan makanan oleh ibu-ibu sekitar musala, seperti gorengan yang terdiri dari ote-ote, tahu brontak, tahu solet, pisang goreng, dan lain-lain, serta minuman yang biasanya adalah teh atau kopi untuk menemani mereka bertadarus, tujuannya pemberian makanan tadi tentu agar mereka semua semangat dan berenergi dalam bertadarus, melantunkan ayat-ayat suci Alquran.

Malam seribu bulan juga tidak terlepas sebagai bagian dari bulan Ramadan, malam yang sangat dinanti oleh semua umat islam, karena pada malam itu adalah malam diturunkannya Alquran dan juga malam dimana para malaikat turun ke bumi. Malam yang sangat saya nanti juga, tapi sayangnya  saya tidak bisa mengikuti salat lailatul qadar, karena saya mendapati tamu yang selalu datang setiap bulan. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap bersemangat dalam beribadah di bulan suci ini.

Aktivitas terakhir yang khusus dan spesial di bulan Ramadan adalah takbir keliling. Semua masyarakat di desaku bersama-sama mengelilingi desa dengan membawa obor api atau oncor sebutan di desaku. Mereka semua berkeliling sambil melantunkan takbir bersama-sama dan serentak. Tidak hanya berkeliling saja, tetapi para karang taruna dan para remaja masjid di desaku juga telah menyiapkan hadiah-hadiah yang nantinya akan diundi pada saat selesai takbiran. Hal ini dilakukan, dengan tujuan agar dapat menambah semangat serta antusias masyarakat desaku untuk bersama-sama bertakbir menyerukan kebesaran Allah SWT serta sebagai ungkapan perpisahan dengan bulan suci Ramadan. Semoga amalan yang telah kita lakukan selama Ramadan diterima oleh Allah SWT. Serta semoga kita semua masih bisa berjumpa dengan bulan Ramadan ditahun-tahun berikutnya, aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun