Ayat tersebut memerintahkan sebagai orang mukmin berkewajiban untuk menyampaikan atau menyeru atas perintah Allah secara terus-menerus untuk menjahui larangan dan melaksanakan perintah-Nya. Seseorang yang melaksanakan perintah Allah tersebut akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di hadapan Allah yaitu sebagai hamba Allah yang beruntung baik di dunia maupun akhirat.
      Penyampaian dakwah pada umumnya menggunakan metede dakwah yang telah ada sebelumnya. Dalam kitab tafsir Al-Azhar karya Hamka menyebutkan bahwa, didalam tafsirnya pada beberapa metode dakwah yang digunakan sebagai berikut:
Hikmah
Yaitu dakwah dengan ilmu pengethauan yang berkaitan dengan rahasia, faedah dan maksud dari wahyu Allah yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi mad’unya.
Al Mau’izatul Hasanah
Yaitu dakwah yang disampaikan dengan cara memberikan pengajaran, nasihat, petuah dengan menyentuh hati mad’unya dengan lembut tanpa adanya paksaan dari da’inya.
Jadilhum billati hiya ahsan
Yaitu dakwah yang disampaikan dengan cara penolakan atau pembataha terhadap sesuatu yang bertolak belakang dengan ajaran Islam.
      Namun metode yang digunakan dalam berdakwah pada kaum milenial menggunakan metode dakwah Al Mau’izatul Hasanah. Dakwah yang digunakan pada kaum milenial bukanlah hal yang mudah bagi da’i, pasalnya di zaman yang sudah mengarah globalisasi maka dengan hanya sekedar menyampaikan nasehat, petuah maka adanya kecenderungan merasa bosan terhadap materi yang disampaikan.
Maka agar lebih menarik dakwah Al Mau’izatul Hasanah. dapat menggunakan humor agar tidak terlalu tegang, kemudian seorang da’i dapat memanfaatkan media sosial. Generasi milenial akan lebih tertarik apabila dakwah yang disampaikan dengan konten-konten kekinian namun tetap memperhatikan syari’at Islam. Sebagai da’i menjadikan kemujuan teknologi sebagai peluang untuk mengembangkan dakwahnya. Oleh karena itu beberapa hal yang penting untuk menyampaikan dakwah di era milenial sebagai berikut:
Materi yang disampaikan sesuai dengan keadaan masyarakat milenial, artinya seorang da’i menyesuaikan penyampain pesan terhadap mad’unya dikarenakan setiap generasi memiliki perbedaan situasi dan kondisi yang dialami dikehidupan sebelumnya.