Membangun kembali produk lokal Desa Duwet krajan, Kecamatan tumpang, Kabupaten Malang, melaui kegiatan pelatihan pemasaran produk lokal yang digagas oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang sedang menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sebelum mengangkat kegiatan tersebut, mahasiswa KKN UM melakukan wawacara kepada Yuli selaku ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terkait produk-produk apa saja yang pernah diproduksi, seperti buah apel yang dijadikan sari apel, buncis dibuat kripik, tepung yang berasal dari sari jenang, dan berbagai kerajinan tangan.
Sayangnya produk yang dihasilkan  tidak berjalan dengan lancar, disebabkan oleh kendalah pasar yang kurang luas serta masih mengandalkan Balai Latihan Kerja (BLK) dalam memasarkan. BLK sediri tidak menjamin semua produk yang telah dititipkan disana akan dibeli oleh konsumen, buktinya beberapa produk desa duwet Krajan banyak yang dikembalikan, yang disebabkan oleh banyaknya pesaing dari berbagai desa yang mengikuti BLK.
Dengan adanya produk yang tidak laku membuat ibu PKK pesimis dan berhenti memproduksi dan berfokus menjalankan kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, petani, dan pekebun.
Dari pemasalahan tersebut mahasiswa KKN UM mengadakan kegiatan pelatihan pemasaran produk lokal desa duwet krajan, dengan harapan "Membangkitkan kembali semangat ibu-ibu masyarakat desa untuk mengelolah produk lokal yang sebelumnya berhenti serta dapat menambah perekonomi masyarakat, khususnya para ibu-ibu yang notabenya bekerja sebagai ibu rumah tangga, petani, dan pekebun" jelas Meri selaku ketua pelaksana  kegiatan pelatihan pemasaran produk.
Pelatihan yang diselengarakan pada sabtu (15/6) berfokus pada pemasaran kripik talas yaitu produk baru yang digagas oleh mahasiswa KKN. Mengapa kripik talas dijadikan sebagai produk lokal, Â disebabkan oleh sebagian besar warga disini bisa membuatnya serta bahan baku mudah diperoleh.
Gagasan produk baru ini masih membutuh beberapa tahap sebelum masuk dalam pemasaran, sepeti talas yang dibuat beberapa variasi rasa untuk menarik para konsumen, kemasan yang lebih inovastif, Â sasaran konsumen yang mencakup semua kalangan, serta target pemasaran yang diperluas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H