Mohon tunggu...
Meri Wahyu
Meri Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,Terima kasih saya ucapkan,saya Meri Wahyu Lestari mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara , yang sedang menggeluti hobi dibidang editing foto, typograpy dan sedang belajar vidiography ,disini kepribadian saya 70% ekstrovert dan 30% nya ambivert . Riwayat pendidikan TK Tarbiyatul Athfal Tengguli Bangsri Jepara,Mts Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara,dan MA matholiul Falah Kajen Margoyoso Pati dan sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di Unisnu.Cukup sekian ,saya haturkan terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna Kyai Indal Haqiqoh

12 April 2023   11:50 Diperbarui: 12 April 2023   20:00 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbicara tentang Kyai, memang tak luput dari tiga komponen yang berkesinambungan yaitu santri, pesantren, dan kitab kuning. Dimana komponen tersebut menjadi pondasi berdirinya pondok pesantren.

Lebih luasnya, makna Kyai adalah seseorang yang memiliki pemahaman agama lebih atau pemuka agama yang memimpin sebuah pondok pesantren. Kyai menjadi jantung dari sebuah pesantren karena beliau menjadi pemimpin, pengasuh, pengelola serta pemilik tunggal sebuah pondok pesantren. Tanpa eksistensi Kyai, tidaklah berdiri lembaga pendidikan tersebut.

Figur Kyai menjadi penggerak dan pembentuk karakter bagi para santri. Hal tersebut mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional. Jadi, esensialnya kedudukan Kyai menjadi hal yang utama untuk sebuah pesantren. Itulah mengapa Kyai sangat dihormati keberadaannya.

Definisi Kyai dulu dan sekarang jauh berbeda. Dulu julukan Kyai disandang oleh orang yang ‘alim allamah’ yang mempunyai akhlak baik dan memiliki pemahaman syariah.Tidak disebut Kyai kecuali yang memiliki ilmu yang banyak dan merupakan seorang sufi yang mampu mengamalkan semua ilmu-ilmunya. Namun, sekarang Kyai menjadi julukan umum. Semua bisa dijuluki sebagai Kyai tapi tidak dengan ‘makna Kyai’ itu sendiri. Itulah penjelasan langsung dari beliau Al Maghfurilah KH.M.A Sahal Mahfudh pada tahun 2007.

Dalam proses pendidikan, seorang Kyai memiliki peran sebagai pertama, Mudarris. Yaitu sebagai guru yang menyampaikan penjelasan kitab yang dikaji kepada para santri; kedua, Muallim yang memiliki segudang ilmu dan fokus pada pembentukan karakter santri; ketiga, Mursyid menunjukkan Kyai sebagai pituduh bagi para santri.

Dalam kitab Ta’limul Muta’allim karangan Syekh az zarnuji ada tiga orang tua yang harus ditaati dan dihormati, yaitu Abul Jasad sebagai orang tua kandung, Abu Ruh sebagai Guru, dan Abu Sa'adah yaitu. sebagai mertua jikalau sudah menikah. Dalam hal ini, sudah jelas bahwa guru menjadi peranan penting bagi seorang murid atau santri. Sementara itu, menurut Martin Van Bruinessen bahwa Kyai memainkan peranan lebih dari seorang guru. Dia bertindak sebagai seorang pemimpin spiritual bagi mereka yang taat dan pemberi nasihat dalam masalah kehidupan pribadi mereka.

Tidak banyak dari kita yang mengetahui lebih detail tentang asal kata kyai , menurut Al mukarrom KH.Aniq Muhammadun pengasuh pondok Pesantren Mambaul Ulum Pakis,Pati.Kata kyai berasal dari bahasa Arab yaitu ق (qi) asal kata fiil amar yang artinya jagalah, dari fiil وقى يقي وقاية (waqo -yaqi-wiqoyatan ),kata tersebut keluar dari umat terdahulu yang mana anaknya orang kampung di ajarin ngaji oleh kyai waktu itu, jadi orang kampung saling mendoakan dengan lafadz قي يا إلهي (qi ya ilahi) yang artinya ‘jagao penjenjangan duh pengeran insun’ lafadz tersebut disingkat menjadi qiyai .Jika dicari didalam kamus tidak akan pernah ada lafadz kyai karena lafadz tersebut muncul dari umat terdahulu dan sekarang lebih populer dengan sebutan Kyai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun