Pulau Rupat merupakan pulau kecil terpisah yang ada di Provinsi Riau dan masuk ke ranah Kabupaten Bengkalis. Jika ingin mengunjungi pulau ini, maka harus menyebrangi lautan terlebih dahulu lantaran belum adanya jembatan penghubung.Â
Mayoritas penduduk Pulau Rupat umumnya Suku Melayu beragama Islam. Saat lebaran Idul Fitri tiba, ada satu tradisi yang dijaga dan dilestarikan masyarakat Rupat hingga saat ini.Â
Tradisi tersebut bernama Baraan, yang tersebar di berbagai penjuru daerah Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau termasuk juga di Pulau Rupat.
Dalam Tradisi Baraan yang dilakukan saat lebaran tiba ini, masyarakat di kampung membentuk kelompok-kelompok kecil atau rombongan untuk mengunjungi rumah-rumah tetangga. Biasanya kelompok laki-laki dan perempuan datang secara terpisah. Ada kelompok bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda kampung, dan lain sebagainya.Â
Ketika rombongan tersebut datang untuk bersilaturahmi, jamuan yang disajikan tuan rumah tidak sekadar kue ringan hari raya melainkan juga ada makanan berat seperti lontong, ketupat, opor, rendang, roti canai, dan banyak lagi yang lainnya. Terakhir ditutup dengan acara doa bersama.Â
Umumnya di kampung, Tradisi Baraan bisa berlangsung selama 5 sampai 7 hari seusai menjalankan shalat ied begitu juga yang ada di Pulau Rupat.Â
Tujuan dari diadakannya Tradisi Baraan tidak lain sebagai ajang silaturahmi juga meraih keberkahan di hari yang fitri dengan cara membahagiakan sesama muslim.Â
Meski merupakan bagian dari adat, Tradisi Baraan sifatnya sukarela dan tidak ada paksaan kepada masyarakat. Sebab untuk membuat jamuan sedemikian rupa kepada rombongan yang datang membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan belum tentu semua orang memiliki rezeki yang cukup pada hari lebaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H