Belakangan ini, fenomena penyakit bernama Flu Singapura muncul dan membuat resah masyarakat. Berbeda dengan flu biasanya, Flu Singapura memiliki gejala lebih kompleks yang dapat menyerang anak-anak juga orang dewasa.Â
Kebanyakan Flu Singapura yang disebabkan oleh virus HFMD mengenai tubuh bagian muka, tangan juga kaki dan tidak jarang disertai demam pada penderitanya.Â
Dalam kasus pasien yang mengalami Flu Singapura, terdapat istilah medis onikomadhesis yang biasanya terjadi pada pasien menuju kesembuhan setelah virusnya membaik berlangsung sekitar 2 sampai 4 minggu.Â
Onikomadhesis ditandai dengan adanya bagian lempeng kuku yang mau lepas atau terpisah dari kulit dan tidak menimbulkan rasa sakit. Lantas apakah onikomadhesis ini berbahaya dan perlu penanganan khusus?
Secara umum, kondisi onikomadhesis ini merupakan sesuatu yang sangat normal, tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain dan tidak perlu diobatin atau ditanganin secara khusus.Â
Jadi, onikomadhesis dapat dikatakan sebagai pertanda baik bagi siapa saja yang sebelumnya terserang virus HFMD atau Flu Singapura. Tak hanya itu, kondisi terlepasnya kuku dari kulit tersebut juga dialami pasien yang sembuh dari cacar air, anak yang malnutrisi atau anak dengan defisiensi zinc.Â
Kuku yang terpisah atau lepas dari kulit biasanya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membaik dan tumbuh kembali. Hal ini kembali ke imun tubuh dan asupan nutrisi masing-masing.Â
Penjelasan mengenai kondisi onikomadhesis dalam Flu Singapura pada artikel ini dikutip dari sebuah postingan akun instagram dokter spesialis anak Loysa Ladydi dengan nama penggunanya @dokter_anak_belitung. Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H