Namun, ada satu hal yang mengganjal di hati Aisyah. Farhan tinggal di kota yang berbeda. Jarak yang memisahkan mereka cukup jauh, sekitar 500 kilometer.
"Apakah ini pertanda bahwa jodohku memang sangat jauh?" tanya Aisyah dalam hati. Ia merasa bimbang antara mengikuti kata hatinya atau menyerah pada kenyataan.
Suatu malam, Aisyah dan Farhan sedang melakukan video call. Mereka membicarakan tentang rencana mereka untuk masa depan.
"Aku ingin sekali bisa tinggal di kota yang sama denganmu," kata Farhan tiba-tiba. "Aku merasa ada ikatan yang kuat di antara kita."
Hati Aisyah berdebar kencang. Ia merasakan hal yang sama. Namun, ia tak ingin terlalu cepat berharap.
"Aku juga merasakan hal yang sama," jawabnya pelan. "Tapi, kita harus realistis. Jarak yang memisahkan kita tidak mudah untuk diatasi."
Farhan terdiam sejenak. Kemudian, ia berkata dengan tegas, "Aku tidak akan menyerah. Aku yakin kita bisa menemukan jalan keluarnya."
Kata-kata Farhan memberikan harapan baru bagi Aisyah. Ia memutuskan untuk tidak menyerah pada cinta mereka. Mereka berdua sepakat untuk berusaha sekuat tenaga untuk bisa bersama.
Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan perjuangan dan pengorbanan. Aisyah dan Farhan berusaha untuk bertemu sesering mungkin, meskipun itu berarti harus menempuh perjalanan yang melelahkan. Mereka juga memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi setiap hari.
Namun, jarak tetaplah jarak. Mereka sering merasa rindu dan kesepian. Terkadang, mereka merasa putus asa.
Suatu hari, Aisyah mendapat tawaran pekerjaan di kota tempat Farhan tinggal. Ia ragu-ragu untuk menerimanya. Di satu sisi, ia ingin sekali bisa dekat dengan Farhan. Di sisi lain, ia khawatir akan kehilangan pekerjaan dan teman-temannya di kota asalnya.