Mohon tunggu...
Maria Yasinta Deme
Maria Yasinta Deme Mohon Tunggu... Dosen - accounting lecturer

Hobby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nostalgia Masa Sekolah dan Perjalanan Hidup yang Berbeda: Kisah Wanita Karir di Antara Teman-teman yang Sudah Berkeluarga

20 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara hiruk pikuk kota dan kesibukan kerja, sesekali aku menyempatkan diri untuk merenungkan perjalanan hidupku. Terutama saat bertemu dengan teman-teman seangkatan di bangku Sekolah Dasar (SD) yang kini sudah banyak yang berkeluarga. Perasaan haru, bahagia, dan sedikit rasa penasaran bercampur aduk dalam diriku. Melihat mereka yang sudah memiliki suami, anak-anak, dan kehidupan rumah tangga yang harmonis, tak jarang membuatku bertanya-tanya, "Kapan giliranku ya?"

Dulu, saat masih duduk di bangku SD, kami semua adalah sahabat karib yang selalu bersama. Bermain bersama di waktu istirahat, mengerjakan tugas kelompok, hingga berbagi cerita tentang mimpi dan harapan di masa depan. Kami tak pernah membayangkan bahwa kehidupan setelah lulus SD akan membawa kami ke jalan yang berbeda-beda.

Seiring waktu, kami mulai menempuh jalan hidup masing-masing. Ada yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ada yang langsung bekerja, dan ada pula yang menikah dan membangun rumah tangga. Aku sendiri memilih untuk fokus pada karir dan pendidikan. Aku ingin meraih mimpi dan cita-citaku, dan aku yakin bahwa pendidikan dan karir adalah kuncinya.

Tahun demi tahun berlalu, aku semakin fokus pada pekerjaanku. Aku mendaki jenjang demi jenjang, menimba ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin. Aku tak pernah merasa kehilangan waktu karena kesibukan, karena aku yakin bahwa semua usahaku akan membuahkan hasil yang manis di masa depan.

Di sisi lain, teman-temanku yang lain mulai menikah dan membangun keluarga. Ada yang menikah muda, ada pula yang menikah setelah menyelesaikan pendidikan. Mereka disibukkan dengan urusan rumah tangga, mengurus suami dan anak, serta membangun kehidupan keluarga yang bahagia.

Terkadang, aku merasa sedikit iri melihat mereka yang sudah memiliki keluarga. Aku ingin merasakan hangatnya cinta dan kasih sayang dari seorang suami, serta kebahagiaan memiliki anak. Namun, aku sadar bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Aku tak ingin terburu-buru dan memaksakan diri untuk menikah, hanya karena melihat teman-temanku yang sudah berkeluarga.

Aku yakin bahwa waktuku untuk menikah dan membangun keluarga akan tiba pada saat yang tepat. Saat ini, aku ingin fokus pada karir dan kebahagiaanku sendiri. Aku ingin terus belajar dan berkembang, dan mencapai semua mimpi yang aku miliki.

Meskipun aku dan teman-temanku memiliki jalan hidup yang berbeda, persahabatan kami tetap terjalin erat. Kami masih sering berkomunikasi dan saling mendukung satu sama lain. Aku senang mendengar cerita mereka tentang kehidupan pernikahan dan keluarganya, dan mereka pun selalu antusias mendengarkan ceritaku tentang karir dan pencapaianku.

Persahabatan kami adalah bukti bahwa perbedaan pilihan hidup tidak akan pernah memisahkan kami. Kami saling menghormati dan menghargai keputusan masing-masing, dan kami selalu ada untuk satu sama lain, apapun yang terjadi.

Menjadi seorang wanita karir di antara teman-teman yang sudah berkeluarga memang memiliki tantangan tersendiri. Aku harus pandai mengatur waktu dan membagi fokus antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Aku juga harus kuat menghadapi berbagai rintangan dan hambatan yang ada di dunia kerja.

Namun, semua itu tak membuatku patah semangat. Aku justru semakin termotivasi untuk membuktikan bahwa wanita juga bisa sukses dalam karirnya. Aku ingin menjadi inspirasi bagi wanita lain, bahwa mereka bisa mencapai mimpi dan cita-citanya tanpa harus mengorbankan kebahagiaan pribadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun