Langit senja berwarna jingga pekat kala itu, seolah ikut mengantarkan kepergian Pak Finus, sang ayah. Di sebuah rumah sederhana di pinggir kota, ia terbaring lemah di pangkuan putri kesayangannya, Mercy. Nafasnya tersengal, seakan meronta melawan ajal yang semakin dekat.
Mercy menggenggam erat tangan sang ayah, merasakan kehangatan yang mulai memudar. Air matanya mengalir tanpa henti, membasahi pipi Pak Finus yang tirus. Di wajahnya, terukir guratan kasih sayang yang tak terhingga, cinta seorang ayah kepada putrinya.
Pak Finus, dengan suara yang parau dan terbata-bata, menyampaikan pesan terakhirnya kepada Mercy. Kata-kata penuh makna, nasihat dan doa yang dibisikkan dengan penuh cinta. Mercy mendengarkan dengan seksama, sebisa mungkin meresap setiap untaian kalimat yang keluar dari bibir sang ayah.
"Mercy, anak ayah yang kuat," Pak Finus berucap, "Tetaplah tegar, nak. Hadapi semua rintangan dengan berani. Ingatlah selalu apa yang ayah ajarkan padamu. Dan yang terpenting, jangan pernah lupa untuk selalu menebarkan kebaikan."
Mercy mengangguk, berusaha tegar meski hatinya hancur berkeping-keping. Ia ingin terus bersama sang ayah, namun ia tahu bahwa waktu mereka sudah habis.
Tak lama kemudian, napas Pak Finus semakin lemah. Detak jantungnya perlahan melambat, hingga akhirnya berhenti. Pak Finus mengembuskan napas terakhirnya di pangkuan Mercy, meninggalkan rasa duka yang mendalam.
Mercy memeluk erat tubuh sang ayah, air matanya mengalir tiada henti. Ia merasakan kehangatan tubuh Pak Finus yang semakin menipis, digantikan oleh dinginnya kematian. Di pelukan terakhirnya itu, Mercy berjanji pada sang ayah untuk selalu tegar, untuk terus hidup dengan penuh semangat dan cinta kasih, sebagaimana yang diajarkan Pak Finus.
kepergian Pak Finus meninggalkan lubang yang tak tergantikan di hati Mercy. Namun, kenangan indah bersama sang ayah akan selalu ia simpan dalam lubuk hatinya. Kehangatan terakhir sang ayah di pangkuannya menjadi pengingat bahwa cinta seorang ayah tidak akan pernah pudar, bahkan setelah ia tiada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H