Mohon tunggu...
Merci Erdiani
Merci Erdiani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Persinggahan Sementara

26 April 2019   17:01 Diperbarui: 26 April 2019   17:07 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu...

Rintihanmu adalah saksi aku terlahir di dunia ini

Keringatmu menjadi bingkai engkau membesarkanku

Kasih sayangmu menjadi mahkota engkau merawatku

Hingga aku merangkak, bicara kata perkata ...

Sampai....aku berlari ke pelukmu

Ibu....

Kini aku telah beranjak remaja

Telah terangkai kenangan manis bersamamu

Telah kukenal ribuan petua darimu

Telah kukenal ribuan penderitaanmu

Telah kumengerti arti dari hidup kita sesungguhnya

Dengan sang waktu aku terus berkelana

Kalah itu bunyi ayam , menjadi irama dipagi hari

Ibu membangunkanku 

Sampai aku tersadar akan dunia baru yang akan aku lalui

Tepat pukul 09.00 

Pagi itu aku pun beranjak dari tanah kedamaianku

Berjalan perlahan 

Sampai aku tiba ditempat persinggahanku sementara

Saat tiba ....

Yang pertama kuingat adalah suara indahmu dipagi itu

Yang aku ingat adalh dinginnya udara di teras rumahku

Yang aku ingat adalh ricauan burung  bernyanyi dengan alunan nada teirindah

Dan kini.....

Semuanya telah berbeda

Yang aku dengar hanya bisingan benda beroda 

Yang aku lihat hanya rumah rumah megah pencakar langit

 

Tiba tiba semuanya sirnah seketika 

Hayalanku terbuyar oleh pikiranku

Yang tiba tiba berkecamuk 

Menahan gelisa hati yang merindu......

Ohh....ibu   

Dengan doa mu 

Hari demi hari di tanah ini telah kulalaui

Dengan harapan dan angan yang dipikul

Yang engkau telah torehkan padaku

Saat kaki ini beranjak jauh dari teraa rumah kita

Sampai detik ini aku pun masih berkhayal 

Tentang dunia indah hari esok 

Bersama dengan mimpi di genggaman 

Memelukmu di tempat ternyaman kita 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun