Mohon tunggu...
Merapi News
Merapi News Mohon Tunggu... -

Pesan Merapi: \r\n”Aku ora ngalahan Tur yo ora pengin ngalahke Nanging mesti tekan janjine Mung nyuiwun ngapura. Nek ana singh ketabrak, keseret lan kegawa kintir, kebanjiran lan klelep, mergo ngalang ngalangi dalan sing bakal tak liwati” \r\nAku tidak suka mengalah juga tidak ingin mengalahkan. Tetapi pasti sampai janjinya. Cuma mohon maaf, kalau ada yang tertabrak, terseret dan terbawa hanyut, kebanjiran atau tenggelam, karena menghalang-halangi yang akan kulewati.\r\n\r\nSitus lain: http://merapi-news.blogspot.com/\r\nhttp://www.merapinews.org

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

#HidupPohonPisang Mereka Mampu Bertahan dari Terjangan Awan Panas Merapi

23 Desember 2010   17:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:27 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merapi - Pohon pisang, ternyata terbukti mampu menghambat laju erupsi. Pohon pisang di Dusun Pangukrejo Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman tidak mati dan tumbuh subur. Seperti yang dirilis oleh UGM, Tim pakar dari Fakultas Pertanian UGM yang terdiri dari Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.D., Prof. Dr. Ir. Didik Indradewa, Dip.Agr.St., Ir. Suci Handayani, M.P., dan Weni. Rombongan tim yang dipimpin langsung oleh Ketua DERU (Disaster Response Unit) UGM, Slamet Widiyanto, S.Si., M.Si melakukan kunjungan ke Kinahrejo, yang berjarak hanya sekitar 4-5 km dari puncak Gunung Merapi. Selain itu, tim juga melakukan peninjauan ke beberapa lokasi lain, seperti daerah Pagerjurang, Kepuharjo. Menurut Dekan Fakultas Pertanian UGM Triwibowo Yuwono, seperti yang dilansir Harian Jogja (15/12/2010), mengatakan seluruh bagian pohon pisang yang berumur 3 bulan tidak mati saat diterjang awan panas. Pengamatan langsung dilakukan pada 26 Oktober. Menurut dia, seperti diberitakan oleh Media Indonesia (30/12/2010), hasil penelitian dan uji sampel menunjukkan tingkat keasaman tanah asli mencapai 5,3, tanah berpasir 4,7, dan tanah yang masih berlumpur atau berdebu berkisar 4,5. Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan bahwa kondisi tersebut membuktikan bahwa pohon pisang bisa bertahan hidup pada suhu 300 derajat celcius. Berbeda dengan pohon berkayu yang sulit bertahan. Tanaman ini sanggup menyimpan air atau makanan dalam tubuhnya sebagai cadangan. Daya hantar panas pohon pisang lebih lambat ketimbang pohon berkayu, sehingga pohon pisang mudah bertahan hidup. "Jika untuk kawasan hunian mungkin sudah tidak aman, tetapi cocok menjadi perkebunan pisang. Permukiman warga sebaiknya ada di bawah yang termasuk kawasan aman, sehingga jika panen tinggal naik saja," katanya kepada Media Indonesia (30/12/2010). Bukti di lapangan di bawah ini, lokasi di Sambungrejo, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah)

Penelitian yang dilakukan oleh Tim pakar dari UGM disambut baik oleh pemerintah melalui Menteri Pertanian, Suswono yang menyumbang bibit pisang jenis raja bulu, ambon dan pisang mas kirana untuk lahan seluas 25 hektar. Selain itu juga dibantu 8 ton pupuk orgnik dan benih berbagai tanaman sayuran untuk lahan seluas 400 hektar (Tempo Interaktif 21/12/2010). Suswono berharap, pisang bisa menjadi sumber penghasilan bagi para petani. Selama ini, Indonesia masih mengimpor buah pisang. Ke depan, Indonesia diharapkan bisa justru mengekspor buah pisang. Menurutnya, pisang menjadi salah satu komoditas yang bisa dipanen dalam jangka pendek. Jenis tanaman tersebut cocok tumbuh di lahan yang terkena timbunan material vulkanik. Peluang pasar masih terbuka lebar karena pisang masih banyak yang impor. Di dalam negeri sendiri, peluang pasar pisang masih terbuka lebar. “Impor (pisang) masih cukup banyak, kalau bisa pisang Merapi ini bisa dikembangkan menjadi ekspor tentu penanamannya di hamparan, bukan campur tanaman lain,” imbuhnya kepada Harian Jogja (21/12/2010). Ia juga meminta petugas pertanian di Kecamatan maupun Kabupaten agar sering melakukan inspeksi lahan kosong yang terbengkalai. Karena tidak ada alasan lahan-lahan yang diterlantarkan atau tidak di tanami tumbuh-tumbuhan. Menurut Bupati Sleman Sri Purnomo, bantuan berupa bibit pohon pisang bisa menjadi lahan ekonomi baru bagi warga lereng Merapi yang memang sudah kehilangan mata pencaharian. Sehinga komoditas pertanian terutama pisang bisa dikembangkan lebih lanjut dan menjadi tumpuan ekonomi. “Menanam pohon pisang itu kan mudah, sehingga bia menjadi lahan garap yang bagus dan bisa menjadi oleh-oleh khas lereng Merapi,” kata dia kepada Tempo Interaktif (21/12/2010). Yogyakarta, 23 Desember 2010

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun