Mohon tunggu...
Axl Torvald
Axl Torvald Mohon Tunggu... -

Lahir di Purworejo dan sekarang tinggal di Jogja

Selanjutnya

Tutup

Money

Antara Impor Sapi atau Swasembada Sapi?

16 Juni 2011   13:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:27 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sekarang bandingkan dengan peternak di australia atau new zealand atau negara lainnya. Mereka punya padang rumput jutaan hektar, sehingga peternaknya bisa memelihara sapi dalam jumlah yang sangat besar, ratusan bahkan bisa ribuan setiap peternaknya dengan biaya yang sangat kecil. Kenapa ?

1. Mereka tidak pernah mencari rumput. Mereka hanya menggembalakan sapi di padang rumput saja.

2. Mereka tidak pernah bersihkan kandang. Sapi tinggal masukkan ke pagar saja cukup, kalau kotor nanti tinggal pindah.

3. Sapi mereka gemuk-gemuk, karena mereka makan secara bebas, hidupnya bebas tidak di kandang, sehingga sapinya tidak stress. Dagingnyapun terasa lebih enak.

Nah, sekarang bagaimana dengan rencana swasembada sapi oleh pemerintah? Meskipun "mission impossible", tapi masih memungkinkan, dengan syarat :

1. Pemerintah harus mampu menambah jumlah peternak sapi kira-kira 1,5-2 juta peternak. Dengan asumsi, bisa menambah pasokan sapi konsumsi hingga 900 ribu - 1 juta ekor/tahun, sesuai dengan nilai impor kita.

2. Setidaknya pemerintah bisa menyediakan padang rumput untuk menggembalakan sapi.

Apa pemerintah bisa? Apakah rakyat ada yang mau jadi peternak sapi? Jawabnya adalah Mission Impossible!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun