Mohon tunggu...
Bambang Suharno
Bambang Suharno Mohon Tunggu... -

Penulis buku best seller "Langkah Jitu Memulai Bisnis Dari Nol" dan puluhan buku lainnya. Pembicara seminar wirausaha dan motivasi, Pendiri Indonesian Entrepreneur Society (IES).

Selanjutnya

Tutup

Money

Memilih Bisnis Sampingan yang Tepat

31 Oktober 2012   15:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:09 2129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mengambil keputusan memilih sesuatu seringkali menghabiskan energi pikiran yang besar. Demikian pula mengambil keputusan untuk menetapkan pilihan bisnis sampingan yang harus di jalani. Lebih repot lagi yang akan diputuskan adalah bisnis sampingan, yang mau tidak mau bisnis tersebut harus bisa diserahkan pengelolaannya kepada orang lain.

Biasanya seorang karyawan ingin sekali memiliki bisnis sebagai tambahan penghasilan maupun untuk persiapan di kala pensiun, namun pada saat yang sama pikirannya terbelenggu oleh banyak alasan yang membuat bisnis sampingan tidak dapat terealisir. Antara lain waktunya tidak ada, modal tidak cukup, keahlian belum punya, takut mengganggu pekerjaan, takut bangkrut, takut hutangnya banyak, takut diketawain teman-teman dan tetangga dan lain sebagainya.

Ketika keputusan untuk memulai bisnis sudah dilakukan, masih ada satu langkah lagi, yaitu “bisnis apa yang cocok buat saya”. Ada juga yang bertanya “bisnis apa yang cocok untuk karyawan bagian keuangan?”, bisnis apa yang cocok untuk situasi sekarang?” kadang juga pertanyaannya begini “ apa masih ada peluang bisnis? Soalnya di kanan kiri saya sudah full pelaku bisnis?”. Beberapa waktu lalu di sebuah acara talkshow radio, seorang penyiar bercerita bahwa ia ingin sekali punya bisnis kuliner tapi ketika niat itu akan dilakukan ia merasa bisnis kuliner sudah “over supply”. Persaingan demikian ketat dan akhirnya ia sementara ini mengurungkan niat berbisnis kuliner sambil menyimpan pertanyaan, “bisnis apa yang masih punya prospek bagus?”.

Pertanyaan-pertanyaan demikian saya tangkap sebagai pertanda ketakutan dan kebingungan. Mereka masih berpikir dominan otak kiri, yaitu otak analitis, cari kepastian alias takut ambil resiko. Padahal untuk memulai bisnis yang perlu digunakan adalah “otak keberanian dan kreativitas”, yaitu otak kanan (lihat ebook tentang brain management).

Oke kembali ke soal pilihan bisnis. Saat ini bisnis dibagi dua bagian besar, yaitu bisnis offline dan bisnis online. Bisnis offline adalah bisnis yang sudah sangat umum dan manusia sudah memulainya sejak nenek moyang jaman purbakala. Sebelum orang mengenal pendidikan, bisnis sudah dijalankan umat manusia. Jadi ternyata jaman dulu orang bisnis tidak “makan”sekolahan, karena memang sekolah itu belum ada. Jadi jikalau anda tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi atau tidak pernah kuliah ilmu ekonomi dan bisnis, tidak usah khawatir. Orang tidak lulus SD saja ada yang sukses bisnis. Tidak usah jauh-jauh cari contohnya, karena anda tentu punya tetangga yang pendidikannya rendah tapi bisnisnya berkembang bagus.

Bisnis offline meliputi bisnis barang dan jasa. Bisnis online juga sama, ada barang, ada jasa.

Kita sekarang bicara bisnis offline, bisnis yang sudah dijalankan sejak nenek moyang kita. Untuk memilih bisnis, anda bisa memulainya dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor diri anda sendiri.

Faktor internal yang berpengaruh pada pemilihan bisnis adalah :

1.Pandangan anda terhadap bisnis tertentu. Ada yang mengganggap bisnis pulsa hp itu merepotkan, uangnya recehan, harus melayani banyak orang. Ada juga yang berpikir sebaliknya, bisnis pulsa itu kelihatannya kecil tapi kalau diputar terus akumulasinya tidak boleh disepelekan. Anda termasuk yang mana? Contoh lain, ada yang berpandangan usaha pertanian itu penuh resiko, karena hari ini panen harus segera dijual, harganya juga fluktuatif. Sebaliknya ada yang berpandangan, usaha pertanian itu bisa dinikmati karena sehat, bisa sambil rekreasi dan sekaligus menghasilkan. Setiap apapun yang ditanam, ada saja yang mau beli, tidak usah pakai promosi. Anda masuk yang manakah?

2.Hobby dan Kesukaan anda. Anda hobby mancing, Hobby jalan-jalan, Hobby main bola? Hobby adalah sesuatu yang anda sukai sehingga anda mau berkorban waktu tenaga dan uang untuk melakukannya. Jika anda sangat menyukai sesuatu, potensi untuk menjadi bisnis sangat besar, karena anda akan rela berkorban demi berlangsungnya kegiatan bisnis yang anda sukai itu. Kadang-kadang karena hobby anda tidak berhitung dan malah rugi, tapi lama-lama anda akan terlatih berhitung dengan baik . Kesukaan adalah “adiknya” hobby. Kalau saya suka makan nonton bioskop itu tidak berarti saya setiap minggu atau semingu dua kali nonton bioskop. Orang menyukai biasanya lebih toleran, tidak membabi buta harus melakukan yang dia sukai. Hobby maupun kesukaan anda dapat menjadi bisnis, dapat juga mendukung bisnis anda. Misalkan anda suka main bola, anda bisa berbisnis sewa lapangan bola atau lapangan futsal atau lapangan olah raga pada umumnya yang market nya memungkinkan di lokasi anda pada saat itu.

3.Duit anda. Cara anda mengambil keputusan tentang bisnis apa yang akan anda buka bagaimanapun akan tergantung pada kondisi keuangan anda. Jika tabungan anda sedikit anda tentu akan memilih bisnis yang modalnya kecil.

4.Waktu anda. Kesibukan anda sebagai karyawan bermacam-macam. Ada yang bekerja dengan sistem shift, ada yang bekerja normal jam 9-17 setiap hari dan mendapat hak libur setiap Sabtu dan Minggu. Ada pula yang jam kerjanya tidak terikat namun ada target yang harus dikerjakan. Dari situasi kerja anda akan ikut mempengaruhi jenis bisnis yang anda pilih.

5.Dukungan keluarga anda. Ada keluarga yang berprinsip harus fokus bekerja di kantor saja, ada pula yang menginginkan penghasilan tambahan selain gaji.

Faktor ekternal adalah faktor luar antara lain:

1.Peluang yang ada di sekitar anda. Cobalah anda lihat di sekitar anda. Apakah warga di sekitar kesulitan mencari toko komputer? Atau harus berjalan jauh untuk mendapatkan kursus yang bermutu? Belum ada wisata kuliner? Masalah-masalah dapat menjadi peluang bisnis yang potensial.

2.Peraturan yang mendukung usaha anda. Di wilayah-wilayah tertentu ada peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung usaha tertentu. Misalkan di daerah pertanian, Pemda sangat mendukung usaha pertanian dan mempersulit dibangun industri manufaktur.

3.Kompetisi bisnis. Ada bisnis tertentu yang kompetisinya sedemikian berdarah-darah sehingga pelaku bisnis berkompetisi dengan cara banting harga.

4.Infrastruktur bisnis. Ada daerah yang aman untuk membuka usaha tertentu dan ada juga daerah yang terkenal banyak kejadian pencurian, pungutan kelompok tertentu dan sebagainya.  selamat mencoba.   (sumber: usahabisnissampingan.com)

su

se

s

u


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun