(Foto dokumen pribadi) dikopas dari sebuah milis.. ************************
"Suryati" Catatan Tepi seorang Kawan..
From:
Add to Contacts
To:
Assalaamu'alaykum,
Di bawah ini saya lampirkan catatan tepi dari kawan saya semasa SMA dari pengalaman yang dialaminya ketika mencoba membantu TKW yang dipaksa keluar Cengkareng melalui jalur khusus TKI. Seharusnya pemerintah segera menghapuskan jalur khusus TKI ini karena sudah berubah fungsi dan menjadi tempat pemerasan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab... Wassalaamu'alaykum ======================================================== "Suryati" , itu nama yang disodorkan pada saya ketika pesawat Emirates mendarat di Soekarno-Hatta selepas perjalanan dari Dubai . Ia seorang TKW yang mengaku bekerja di Polandia namun harus transit lewat Frankfurt dan Dubai semata hanya untuk menghindari formalitas birokrasi . Dalam proses menurunkan bagasi dari kompartemen kabin pesawat boeing 777 Emirates ia meminta saya untuk bantu menemani selama proses di gate imigrasi karena jakarta bukan akhir perjalanannya namun hanya tempat transit sebelum ia melanjutkan penerbangan ke Jogja. Wajahnya penuh kekhawatiran setelah dua tahun menggadaikan waktu hidupnya di Negara orang untuk merasakan sedikit kemakmuran . Suryati : “Bapak , bisa bantu saya, saya takut turun karena harus pindah keterminal satu, saya nanti boleh ikut mobil bapak kemana saja yang penting keluar bandara setelah itu saya bisa naik taksi atau bis ke terminal satu” Saya : “ Kenapa harus takut , kamu kan turun di terminal dua , apa bedanya kamu sama saya , terminal dua itu bukan terminal TKW jadi ya bebas saja orang yang turun mau kemana saja!” Suryati : “ Nggak pak sekarang memang gak ada terminal khusus TKW semua turun diterminal dua , disana kata teman saya kita bakal di cegat, terus dikumpulin lalu disuruh keterminal satu pakai mobil mereka , saya takut , belum nanti kita diminta bayaran macam macam, kata teman saya gak wajar dan kasar mintanya”. Saya berpikir sejenak , setelah perjalanan melelahkan selama 10 jam dengan bagasi yang segudang masih akan ditambah urusan TKW bingung. Saya: “ Baik , kamu ikut saja dibelakang saya ,gak usah takut, ini negara kamu sendiri , saya bantu sebisa saya!”. Dibandara yang berciri minimalis , dengan ornament yang menua dan dulunya sempat mendapatkan Aga khan award itu kami berjalan beriringan menuju gate imigrasi . Sebelum masuk keantrian saya memastikan dokumen suryati lengkap , mulai dari passport , departure card dan segepok dokumen ijin kerja yang saya sendiri nggak tahu mana yang nantinya bakal ditanya. Saya sengaja membiarkan suryati lebih dulu melewati gate dan dari jarak 4 orang antrian saya memastikan proses melewati gate tidak terkendala. Hanya tanya jawab sewajarnya antara petugas imigrasi dengan suryati setelah itu clear , bahasa tubuh petugas imigrasi sedikit berbeda dengan kode ke seseorang yang saya tidak mengerti. Sesampai di conveyor belt tempat mengambil bagasi dan bersiap keluar , suryati masih dibelakang saya dan tiba tiba ada seseorang berseragam biru muda menariknya dengan kasar, Dibelakang petugas seseorang bertopi baret berdiri pasif menjaga. Petugas: “ Kamu ini bandel , harusnya keluar pintu kiri sana , TKW bukan disini , ini tempat umum!” Suryati :” Saya ikut saudara saya pak , itu..!” ia menunjuk saya , wajahnya ketakutan dengan keringat yang sebiji jagung. Petugas: “ Ah…lagu lama , ngaku ngaku , ayo cepat sudah ditunggu sama yang lain, ke sebelah sana!” Kegarangan petugas mengusik saya , lalu saya menghampiri . Saya: “ Maaf pak ..kenapa sama dia?” Petugas: “ Bapak kenal ?” Saya mengangguk Petugas :” Saudaranya ?” Lagi lagi saya mengangguk Petugas menghampiri bagasi suryati dan membolak balik tag yang ada dan ia melongok bagasi saya dari jauh . Petugas:” Bapak kan dari Heatrow , anak ini dari Frankfurt , gimana bisa saudara bapak ?” Saya :” Sama sama asli jogja ,kita ketemunya di Dubai, dia mau pulang sama saya !” Petugas :” Ooh .nggak bisa pak , nggak bisa bareng , dia harus ikut kita ke terminal satu , peraturannya begitu.” Saya: “ Itu kan kalau nggak ada yang jemput , kalau ada yang jemput kan boleh barengan pak, lagi pula peraturannya kok begitu?” Petugas :” Ini kan untuk bantu mereka , biar tidak dimanfaatkan calo liar” Saya : “ Kalau bapak apa …calo apa petugas?” Petugas: “loh , bapak anggap saya calo , saya ini petugas yang mau bantu, dilindungi peraturan pak.” Saya:” Kalau bapak mau membantu , cara bapak menegur , menarik paksa itu sebanding dengan calo pak!” Petugas:” Anak anak yang bandel ya harus digituin pak , diatur gak mau!” Saya :” Pak , sepanjang perjalanan dia dari Polandia , Frankfurt , Dubai sampai Jakarta wajah takutnya cuma ketika sampai Jakarta , kenapa? , karena dia merasa ada ancaman dikampungnya sendiri , di negeri sendiri …aneh gak menurut bapak?” Petugas: ” Mereka kan orang kampung , masuk kekota gak diapa apain saja takut .” Saya :” Pak…di Frankfurt , warsawa , dubai ,Jeddah, riyadh mereka gak takut, lebih modern dan besar mana kota kota itu sama Jakarta..?” Petugas:” Bukan urusan saya pak ..pokoknya anak ini harus ikut saya , itu peraturannya biar mereka aman, tugas saya hanya sweeping mereka !” Saya :”Yang di sweeping itu kan mestinya calo dan agen liar, bukan TKW nya, bapak kayak memburu pendatang haram saja , kayak pasukan RELA nya Malaysia, padahal ini kampung mereka pak..kasihan.” Petugas:” Bapak pejabat dari mana sih..kalau perlu saya ketemukan dengan pejabat yang atur ini semua?” Saya :”Bapak juga namanya siapa , ada kartu pengenalnya nggak, saya ini bukan pejabat pak , Cuma warga biasa?” Petugas:” Ini nama saya !” dia menunjuk dada kanannya bertulisan huruf bordir yang tertulis namanya. Saya :”Ok… Saya gak coba langgar aturan , aturan itu dibuat untuk bikin nyaman dan gampang mereka. Saya Cuma mau pastikan saudara saya ini aman sampai jogja.” Petugas:” Bapak gak perlu urusan mereka mau aman apa nggak , kita orang yang pastikan itu.” Saya:” Nggak bisa begitu , itu urusan saya juga .Suryati ini saudara saya juga , begitu juga TKW lainnya yang nggak bareng saya , saya akan ikuti mobil yang jemput mereka, sampai terminal satu.Setelah beres nanti , urusannya baru selesai.” Petugas:” Jadi bapak nggak percaya dan mau ketemu sama pejabatnya yang ngatur.” Saya : “ Kalau bapak mau ketemukan saya juga mau pak..silahkan , yang penting suryati aman.” Petugas:” Ok..sebelum saya panggil , bapak dari mana dulu?” Saya : “ Bilang saja dari keluarga besar Angkatan laut!” Sekenanya saya jawab , entah datang dari mana jawaban itu , melintas saja diotak ini , bapak saya yang angkatan laut pun sudah pulang kealam sana belasan tahun lalu. Tak lama petugas itu calling ke radio, mundur ke pojok dan lima menit kemudian kembali kehadapan saya. Petugas: “ Begini pak , beliau belum bisa kesini , kalau bapak mau ikut proses antarnya silahkan . Kami niatnya baik pak.” Saya :” Saya nggak lihat niat bapak jelek , cara bapak yang jelek . Main bentak , main tarik , Cuma itu. Saya capek mereka lebih capek . Kalau saya sampai disini sudah tidak memikirkan kepastian bagaimana melanjutkan nafkah hidup sebulan lagi nanti sementara mereka gak tahu mau melakukan pekerjaan apa lagi sepulang mereka ini …cukup hormati mereka , itu cara terbaik porsi kita ” Petugas:” Begitu pak ya….Kalau bapak percaya , biar anak ini tetap ikut saya , sampai terminal satu.” Saya:” Ok , saya percaya sama bapak , tapi saya akan monitor ke suryati gimana prosesnya.” Petugas setuju, anehnya justru ia memberi hormat ala militer kapada saya ..aneh. Saya kan gak ngaku anggota angkatan laut , cuma ngaku keluarga besar angkatan laut..itu saja. Petugas memberikan identitasnya ketika saya minta. Saya panggil suryati,saya minta nomor HPnya, masih Nomor Eropa, ebara, lalu saya pastikan ia untuk ikut petugas. Dengan cara lembut si petugas mempersilakan suryati ikut, saya tegaskan kepada petugas untuk titip TKW satu itu dengan baik dan mohon diperlakukan dengan baik. Petugas:” SIAP pak..!” Setengah jam berlalu , saya melintasi Serpong , tiba tiba dering SMS dari HP berbunyi. Disana tertulis message dari “SURYATI TKW”” “PAK ARY , TERIMA KASIH BANYAK , SAYA DIPERLAKUKAN DENGAN SANGAT BAIK , RAMAH DAN SOPAN SAMA PETUGAS ,TIDAK ADA BIAYA APA-APA YANG DIMINTA…GRATIS , ALHAMDULILLAH ! SAYANGNYA YANG LAIN NGGAK KETEMU ORANG KAYAK BAPAK ..JADI MEREKA NGGAK GRATIS , SEMOGA ALLAH MEMBALAS KEBAIKAN BAPAK. SALAM , SURYATI.” Alamak!!! Maafkanlah bangsamu ini wahai pahlawan devisa! Salam semua nama pengirim dan milis saya hilangken supaya aman dari para pemeras dan penjahat birokrat yang ada di indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H