Mohon tunggu...
MERAH BERANI
MERAH BERANI Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis berbagai isu untuk mencerahkan publik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya menulis untuk mengedukasi masyarakat. Tidak atas dasar pesanan siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Datang Libur Lebaran, Selamat Datang "New Normal" Pekan Depan

23 Mei 2020   10:37 Diperbarui: 23 Mei 2020   16:55 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah menetapkan Hari Raya Lebaran 2020, Idul Fitri 1441 H, jatuh pada Minggu, 25 Mei 2020. Senin, 26 Mei 2020 menjadi hari kedua Lebaran.

Tak menunggu lama -karena kali ini tak ada istilah arus mudik dan arus balik terkait larangan bepergian di masa pandemi- kita akan memasuki apa itu yang disebut sebagai 'New Normal'. Hidup 'Normal Baru'.

'New Normal' merupakan istilah yang awalnya dicetuskan para ekonom Amerika untuk menyiasati pasca krisis finansial 2007-2008 dan resesi global 2008-2012. Kini, terminologi serupa digunakan lagi di era 'Berdamai dengan Corona: Tetap Produktif di Masa Pandemi'.

Adalah Paul Glover, aktivis asal Philadelphia, dan Mohamed El-Erian, pebisnis AS asal Mesir, yang kali pertama mencetuskan istilah ini.

"Dunia ini perlu situasi 'new normals' dalam pengembangan komunitas," kata Glover dalam tulisannya bertajuk 'Prepare for The Best', 29 Januari 2009, pasca krisis ekonomi  global menerpa.

Adapun El-Erin memberikan kuliah ekonomi berjudul 'Navigating the New Normal in Industrial Countries'. Di situ, El-Erin mengucapkan, "Kebutuhan kita menggunakan terminologi ini karena krisis ini hanyalah sebuah luka yang menyakiti daging kita. Bukan memotong tulang kita."

dok.PLN
dok.PLN
"Tapi tetap saja keadaan ini meninggalkan kondisi tak terelakkan untuk beberapa tahun ke depan, which was anything but normal," paparnya dalam 'Per Jacobsson Lecture', sebuah event kuliah ekonomi tingkat tinggi dunia.

Kita bersiap menghadapi bisnis 'New Normal'. Sesuatu yang tak pernah sama lagi seperti semula.

Tidak terlalu mengkhawatirkan, karena dunia terbukti bisa beradaptasi pasca Pandemi Pes 1720, Kolera 1820, Krisis Global 1930, Krisis Moneter 1997, Krisis Subprime 2008 dan kini Covid-19.

Tapi jangan juga dibuat becandaan. Kemarin, Wakil Gubernur DKI yang baru mendapat cercaan karena menyatakan kita harus bersiap 'Berdansa dengan Corona'.

Sebelum ada vaksi virus corona, kata Wagub DKI Ahmad Riza Patria, masyarakat bakal hidup bersama virus itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun