Pemerintah menetapkan Hari Raya Lebaran 2020, Idul Fitri 1441 H, jatuh pada Minggu, 25 Mei 2020. Senin, 26 Mei 2020 menjadi hari kedua Lebaran.
Tak menunggu lama -karena kali ini tak ada istilah arus mudik dan arus balik terkait larangan bepergian di masa pandemi- kita akan memasuki apa itu yang disebut sebagai 'New Normal'. Hidup 'Normal Baru'.
'New Normal' merupakan istilah yang awalnya dicetuskan para ekonom Amerika untuk menyiasati pasca krisis finansial 2007-2008 dan resesi global 2008-2012. Kini, terminologi serupa digunakan lagi di era 'Berdamai dengan Corona: Tetap Produktif di Masa Pandemi'.
Adalah Paul Glover, aktivis asal Philadelphia, dan Mohamed El-Erian, pebisnis AS asal Mesir, yang kali pertama mencetuskan istilah ini.
"Dunia ini perlu situasi 'new normals' dalam pengembangan komunitas," kata Glover dalam tulisannya bertajuk 'Prepare for The Best', 29 Januari 2009, pasca krisis ekonomi  global menerpa.
Adapun El-Erin memberikan kuliah ekonomi berjudul 'Navigating the New Normal in Industrial Countries'. Di situ, El-Erin mengucapkan, "Kebutuhan kita menggunakan terminologi ini karena krisis ini hanyalah sebuah luka yang menyakiti daging kita. Bukan memotong tulang kita."
Kita bersiap menghadapi bisnis 'New Normal'. Sesuatu yang tak pernah sama lagi seperti semula.
Tidak terlalu mengkhawatirkan, karena dunia terbukti bisa beradaptasi pasca Pandemi Pes 1720, Kolera 1820, Krisis Global 1930, Krisis Moneter 1997, Krisis Subprime 2008 dan kini Covid-19.
Tapi jangan juga dibuat becandaan. Kemarin, Wakil Gubernur DKI yang baru mendapat cercaan karena menyatakan kita harus bersiap 'Berdansa dengan Corona'.
Sebelum ada vaksi virus corona, kata Wagub DKI Ahmad Riza Patria, masyarakat bakal hidup bersama virus itu.