*
Kala kemaritiman menjadi prioritas utama,
Keniscayaan akan tersedianya puluhan atau bahkan ratusan kapal yang handal,
Dalam berbagai ukuran dan fungsional baharinya,
Sejatinya ‘pabrik’ dan bengkelnya mutlak dibutuhkan,
Namun mengapa utilitisasi galangan kapal belum penuh,
Hanya 60% untuk pembangunan perahu-perahu moderen,
Baru sekitar 90% untuk penggunaan reparasi atau perawatan.
Selalu masalah waktu yang panjang untuk masuk dok akhir,
Juga minimnya investasi hingga peralatan kurang mutakhir,
Dukungan dari berwenang mesti bijak bestari,
Agar PPN dan bea masuk atas impor komponen tak tinggi.
*
Untuk apa kapal, tanya ombak pada buih putih memecah pantai,
Muat barang dan transportasi, dalam kapasitas memadai,
Keruk sumber daya alam terbarukan dan tak terbarukan,
Eksplorasi atas energi ajaib yang Ia sampirkan.
Anugrah alam tak terbarukan adalah bulir mineral yang dikandung samudra,
Karunia terbarukan adalah ikan lezat sumber protein,
Energi kelautan adalah kekuatan pada gelombang, arus, pasang surut, dan panasnya,
Tundukkan sesaat kepalamu, atas faedahnya ucapkan Amin.
*
Panggul ikan berinsang segar ke daratan,
Lalu awetkan kenikmatan dan gizinya,
Pengalengan butuh logo SNI untuk memenangi persaingan MEA,
Lucunya ikan sebagai bahan baku ada yang diimpor,
Dampak overfishing dan pencemaran atas nama ketamakan manusia,
Teliti data Neraca Perikanan ‘tuk jaga status net exporter.
*
Catatan:
1). Estimasi saat ini rata-rata dibutuhkan 1-2 bulan waktu antri sebuah perahu untuk masuk ‘bengkel’ (galangan)
2). SNIÂ : Standar Nasional Indonesia
3. MEA : Masyarakat Ekonomi ASEAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H