Mohon tunggu...
Merah Delima
Merah Delima Mohon Tunggu... -

Mengasah tulisan dengan ujung pena

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Buku Koleksi Antik Terbitan Tahun 1963

4 Oktober 2014   03:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

---- Hampir kita semua mengoleksi buku. Tak jarang dari kumpulan buku-buku tersebut sudah berusia sangat tua. Saya pribadi juga memiliki satu buku antik yang amat saya eman-eman (Jawa: sayang, jaga).



Foto 1.

Buku tersebut secara tak sengaja saya temukan di lemari buku nenek di kota Solo. Setelah saya tanya asal-muasalnya ternyata buku tersebut milik ayahanda tercinta (alm). Segera tanpa ragu, saya ‘selamatkan’ setelah saya minta izin pada nenek. Hingga kini, buku tersebut termasuk favorit saya, prioritas pertama yang harus dirawat ekstra hati-hati, karena halaman-halamannya mulai menguning, hard-cover-nya juga mulai termakan usia.

14123423512139328338
14123423512139328338


Foto 2.

Judul buku tersebut berjudul “Sang Baji”, karangan Dr. Belle Wood COMSTOCK, M.D., di terbitkan oleh INDONESIA PUBLISHING HOUSE. Post Box 85, Tjimindi, Bandung, Java. Diterbitkan pertama kali di tahun 1963. Jika tidak salah, penulisan buku tersebut masih mengikuti Ejaan Lama.

14123427111980878885
14123427111980878885


14123427412018378126
14123427412018378126

Foto 3.

Menurut “Isi Buku” (daftar isi), buku tersebut terbagi atas XII Bahagian dengan 48 Fasal (Bab), dan totalnya mencakup 485 halaman.

Tentu ada istilah-istilah lucu dan unik di dalamnya, dikaitkan dengan tata bahasa dan kondisi di zaman Orde Lama tersebut. Namun hampir keseluruhan nilai-nilai isi buku tersebut masih relevan dengan kondisi terkini dari permasalahan perawatan, dan juga tumbuh kembang sang bayi.

14123428001975582235
14123428001975582235


Foto 4. Matanja birukah, tjokelatkah?

Pertanyaan ini adalah mengenai genetika, yah jika ini mengenai bayi Indonesia, tentu ia tidak bermata biru. Tampak juga gambar wanita model (sang bunda?) sangat belia usianya. Apakah ini indikasi bahwa usia perkawinan di tahun tersebut lebih muda dibandingkan dengan usia menikah untuk wanita jaman sekarang?

Saya kutip pula beberapa kalimat di halaman 369:

Anak Membajangkan Keadaan Rumah Tangga

Anak mendjadi bajangan atau katja rumah-tangga; maka kalau ia melakukan apa2 jang memalukan kita amat sangat, kita berusaha hendak menjelamatkan muka kita oleh berkata,”Dimana gerangan anak ini beladjar jang demikian?”

Mungkin istilah sekarang untuk penjabaran di atas adalah orang tua ‘ngeles’ atau berkilah tentang ucapan dan perbuatan dari anak yang kurang terpuji.

1412342867423849706
1412342867423849706


Foto 5.

Satu lagi yang menarik yakni ternyata semenjak 51 tahun yang silam, masalah Quality Control sudah menjadi prioritas pertama dari penerbit yang berprestise. Upaya meningkatkan mutu ini terbukti dengan disisipkannya secarik kertas kecil di dalam buku tersebut, yang berisi permintaan masukan kepada Penerbit dengan cara mengirimkannya kembali, jikalau ada pembaca yang menemukan kesalahan di dalamnya.

14123429681244739662
14123429681244739662


Foto 6.

Demikianlah sepintas sinopsis buku antik berjudul “Sang Baji” ini.

Namun, entahlah acap kali ujung mata ini sedikit membasah setiap kali saya membuka-buka kembali buku tersebut.


Ilustrasi: Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun