*
Petani-petani ranah  ini menanti tetes hujan,
Kekeringan mencekik rezeki amat sengit,
Irigasi, sumur berisi, adalah barang mewah kini ,
Padi cabai mati berhari-hari bergilir jeriken tirta,
Ancaman gagalnya panen bulir-bulir kosong ,
agar harga komoditi tak jadi penyumbang inflasi,
170 desa NTT perlu 15 miliar untuk cukupi debit air,
Sementara Dana Desa berputar menyamir bimbang,
Tanya mumpuni alokasi, swakelola, Undang-undang Desa
Sedang bencana kemarau nyata sedang mendera..
*
Anak-anak bumi sini menulis di lembaran buku,
Buku tulis, toh bukan batu tulis lagi,
Khawatir akan gulung tikar industrinya,
Sebab terjegal jerit bea masuk kertas,
Tatkala harga produk di negeri sendiri amat menjulang,
Walau konon mentari tropis tak henti menerangi pohon,
Meski pekerja berbiaya tak setinggi di luar tapal batas,
Punggawa berceratuk menghitung masa depan bangsa..
*
Catatan:
NTT: Nusa TenggaraTimur
me·nya·mir : menutup (mengalasi) dng samir (selampai sutra kuning, atau daun pisang yg digunting berbentuk bulat dengan aneka ukuran, biasa digunakan sbg alas nasi untuk selamatan)
Mumpuni: mampu melaksanakan
Berceratuk : Â duduk dengan kepala menunduk sedikit