Sebagai pusat pelayaran dan perniagaan internasional di masa itu, selat Malaka banyak melakukan hubungan dagang dengan Gujarat, Benggala serta kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa. Selain rempah, Malaka juga terkenal dengan beberapa barang dagangan lain, diantaranya yaitu sutra, kapur barus dan emas yang diperoleh dari daerah pedalaman.
Sedangkan sutra, orang-orang Pasai memperoleh kemampuan mengolah sutra dari orang-orang Cina. Keramaian pelayaran perniagaan di selat Malaka juga semikin ramai oleh para pedagang dari Jazirah Arab yang juga berdagang sambil berusaha menyebarkan agama Islam.Â
Pada akhir abad ke-XIV kekuasaan kerajaan Majapahit terhadap selat Malaka dan perniagaannya semkun melemah karena di Majapahit sendiri terjadi perpecahan akibat perang saudara memperebutkan kekuasaan dan banyaknya daerah kekuasaan yang mencoba memisahkan diri serta adanya serangan dari Blambangan.Â
Pada masa ini, akhirnya kekuasaan Majapahit semakin lemah terhadap selat Malaka dan akhirnya benar-benar berakhir ( Sirna Ilang kertaning Bhumi ) maka muncullah beberapa kerajaan baru di kawasan Malaka yang sebenarnya sudah ada sejak zaman Majapahit, perlu kita ketahui bersama bahwa perniagaan dan pelayaran di kawasan selat Malaka telah mempertemukan berbagai macam pedagang dari seantero jagad, termasuk dari jazirah Arab dan hal ini menjadikan Islam berkembang dengan pesat di kawasan Malaka, maka kerajaan-kerajaan yang menggantikan Majapahit sebagai penguasa perniagaan dan pelayaran di kawasan Malaka pun sudah bercorak Islam, diantara kerajaan bercorak Islam yang menguasai alur pelayaran perniagaan di kawasan Malaka adalah kerajaan Pasai ( Samudra Pasai ) dan kerajaan Aceh.
Pada abad ke- XIV dan V, selat Malaka kian bersinar setelah para saudagar dari wilayah eropa juga mulai mengenal dan melakukan transaksi perniagaan di kawasan selat Malaka, hal ini disebabkan oleh kondisi dimana pada tahun 1453 Dinasti Usmani (Ottoman) Turki yang dipimpin oleh Sultan Muhammad II (1451-1481) berhasil menguasai Konstantinopel, ibu kota Imperium Romawi-Byzantium (Romawi Timur).Â
Sejak saat itu, pusat perkembangan ekonomi dan politik dunia abad ke-14 sampai dengan awal abad ke-15 ada di tangan Imperium Turki Usmani yang segera menguasai wilayah-wilayah strategis yang semula dikuasai olehorang-orang Eropa, khususnya Romawi-Byzantium.Jatuhnya kekuasaan Romawi-Byzantium mengakibatkan tertutupnya perdagangan di laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Penguasa Turki Usmani menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya.Â
Keadaantersebut menyebabkan mundurnya hubungan dagang antara dunia Timur denganEropa, sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, terutama rempah-rempah. Untuk itu para pedagang Eropa akhirnya mencari jalan alternatif sendiri dengan menjelajah secara langsung tempat penghasil rempah-rempah tersebut.Â
Beberapa negeri di Eropa telah menjadi pelopor pelayaran perniagaan samudera guna mencari barang komoditi yang sangat dibutukan di pasaran Eropa yaitu rempah-rempah. Selain faktor jatuhnya Konstantinopel, penjelajahan bangsa Eropa juga disebabkan oleh beberapa faktor berikut :
1. Semangat Reconquesta, yaitu semangat mengalahkan atau menaklukkan sebagai pembalasan terhadap kekuasaan Islam dimanapun yang merekajumpai
2. Kisah perjalanan Marcopolo ke dunia Timur, yaitu kisah perjalanannya dari negeri Cina melalui pelayaran atau lautan
3. Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi bulat