Kecenderungan ekspresif manusia masa kini dari hari ke hari semakin intens. Kemudahan untuk berekspresi itu ditopang dengan begitu banyaknya media ataupun aplikasi sebagai panggung ekspresi yang dikehendakinya. Tanpa ragu dan malu, mereka menampakkan diri dalam banyak macam rupa yang semata-mata ingin dikenal. Demi gaya, semuanya dilakoni. Konten dan status adalah senjata eksistensi diri. Meski dalam pencapaiannya bertentangan dengan kenyataan dan bahkan membahayakan diri sendiri.Â
Seiring dengan hal tersebut, bermunculanlah istilah yang memperkosa fakta dan kata. Melawan kosa kata baku. Booming dan viral. Masyarakat pun sadar maupun tidak sadar telah terbawa arus informasi dan menjadi user dari kosa kata itu. Kosa kata itu membentuk psikologis massa dalam arti pemaknaan dari istilah tersebut meski mereka tahu itu adalah hal baru. Pro kontra selalu saja hadir dalam penyikapan.Â
Istilah yang viral dan menjadi bahan baku berita dan gosip yang memenuhi media elektronik apalagi medsos adalah CRAZY RICH. Istilah apakah itu?. Â Istilah yang menyita perhatian khalayak. Secara denotatif, CRAZY artinya gila dan RICH artinya kaya. Bila dipadukan kaya gila atau gila kaya. Atau kayanya gila-gilaan. Istilah yang sungguh membingungkan. Bagaimana bisa gila dan kaya disandingkan. Hingga menjadi kosa kata dadakan. Namun dari sisi konotatif, beragam makna.
Mencermarti adanya istilah-istilah yang berkembang pada era informasi teknologi masa kini. Ternyata terbangun dan terbentuk oleh pola hidup dan gaya hidup manusia. Entahlah, apakah ini merupakan bentuk ekspresi ataukah pemberontakan atas suatu kondisi yang ingin melepaskan hasrat jiwanya agar bisa ditanggapi sebagai suatu bentuk eksistensi. Khususnya Crazy Rich, rujukan atas istilah tersebut berasal dari perilaku seseorang dari ekspektasinya dalam hidupnya. Gaya hidup yang hedonis, pamer diri dan kekayaan. Hal itulah yang disorot oleh masyakarat sebagai hal yang CRAZY atau gila-gilaan, memamerkan RICH atau kekayaan. Semuanya menjadi penampakan sehari-hari. Mobil mewah, rumah mewah, istri cantik, suami ganteng, dan sebagainya dan terlepas bagaimana mereka mendapatkannya halal ataukah haram.Â
Indonesia adalah negara dengan adat -istiadat ketimuran kian tergerus dengan perubahan sosial masyarakat yang begitu cepat. Sendi-sendi kehidupan seakan terlupakan. Berbenturan dengan norma agama,norma sosial merupakan hal biasa layakanya rambu lalu lintas yang dilanggar tanpa rasa bersalah. Segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu Wa ta 'ala Dalam perspektif agama. Pada perspektif hukum dan sosial pun tetap dipertanggungjawabkan. Negara  dan masyarakat akan menilainya.Â
Tradisi kelimiahan atau masyarakat ilmiah akan berhadap-hadapan dengan mengusung perilaku tersebut. Perilaku yang dianggap menyimpang dari berbagai norma. Khususnya bagi sebahagian manusia yang selalu memikirkan generasi agar hidupnya cemerlang dengan di bangun diatas akhlak yang mulia tanpa harus bertindak gila-gilan dalam meraih dunianya. Untuk mendapatkan kebaikan dan menjadi kaya tidak harus CRAZY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H