Dalam menyimak perdebatan kedua Paslon tentu masih ada rasa sympatik thdp paslon (kandidat) ... namun mari kita mencoba untuk berbuat u negara ini... belajarlah ...walau sedikit ttg keuangan negara, ttg kepribadian gentelmen para paslon (kejujuran mengucapkan) , sikap politiknya ... dan buaian2 yang mengarah pendulangan suara ..dan juga dlm hal kiprahnya dlm kebijakan publik dlm masanya.
Kita melihat yang clearly ... dan bisa merasakan dgn hati nurani dan rasional berpikir jernih...sdhkah memenuhi janji2 nya?Â
bahkan scr katuranggan dlm ilmu kejawaan bisa menjadi referensi... dan mk hampir dipastikan bhw usia dan phisik menjadi faktor penentu yang penting untuk suatu keberhasilan.. Â dlm memimpin.Â
Dilukiskan sosok kesatria dan wibawa... Â lugas dan fairness mengakui kekurangan dan juga punya visi kedepan diperlukan untuk bersama semua elemen bangsa u menjawab tantangan zaman negeri ini.Â
Harapan bangsa ini adalah perlukan perubahan dan tetap optimis bhw kita sll mengawal dan koreksi... jgn sampai ada suatu rezim dikoreksi rakyatnya malah marah ... semestinya adakan edukasi moral bgmn bangsa ini menjadi kuat.. kalo tumpang tindih dlm menyuarakan perintahnya ...Â
Semoga pemilu tetap damai khan semua itu Pancasila bukan ter-kotak2 Â artinya Ideologi itu bukan dislogankan namun diamalkan spt keyakinan kita yang kita jaga .. dan saling ngingatkan satu dan lainnya.
Pemilu bukan hal yang mengkhawatirkan namun kekhawatiran itu sendri selalu menyertai  apabila hak pemilih tidak digunakan dengan hati dan pikiran rasional untuk suatu perubahan masa depan bangsa itu sendiri yang lebih baik yakni mensejahterakan kita semua yang adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H