Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sengketa Laut Cina Selatan-Perspektif Multidimensional terhadap Klaim China Berdasarkan Nine-Dash Line

12 Oktober 2024   08:11 Diperbarui: 12 Oktober 2024   08:11 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://international.sindonews.com/berita/1137570/40/nine-dash-line-china-di-lcs-tak-punya-dasar-hukum

Laut Cina Selatan telah menjadi salah satu kawasan paling diperebutkan di dunia. Terletak di persimpangan jalur perdagangan internasional yang vital, kawasan ini bukan hanya penting dari segi ekonomi dan geopolitik, tetapi juga menyimpan sumber daya alam yang melimpah, seperti cadangan minyak dan gas.

Dalam konteks ini, klaim China terhadap sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan berdasarkan konsep "Nine-Dash Line" atau "Sembilan Garis Putus-putus" telah menimbulkan kontroversi yang mendalam dan melibatkan berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.

China mengklaim bahwa wilayah tersebut adalah bagian dari sejarahnya, dan garis ini mewakili wilayah di mana mereka telah melakukan perdagangan dan perikanan sejak zaman dahulu.

Namun, klaim ini mendapat tantangan kuat dari negara-negara tetangga, yang merasa bahwa wilayah tersebut termasuk dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) mereka, yang diakui oleh hukum internasional, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

Tulisan saya ini akan mengeksplorasi sengketa ini dari berbagai perspektif, termasuk sejarah, hukum internasional, geopolitik, ekonomi, dan dampak sosial, dengan tujuan memberikan analisis netral dan komprehensif.

Saya mencoba melakukan tulisan dengan berdiri di tengah, tidak memihak siapa-siapa, meskipun itu berkaitan dengan kepentingan kita dan dunia internasional. Tapi saya membuatnya sejujur mungkin.

Perspektif Sejarah: Klaim Berdasarkan Warisan Sejarah

China mendasarkan klaimnya di Laut Cina Selatan pada argumen sejarah. Menurut pemerintah China, wilayah yang dicakup oleh sembilan garis putus-putus telah menjadi bagian dari zona aktivitas maritim China selama ribuan tahun.

Catatan sejarah mencatat bahwa kapal-kapal Tiongkok telah berlayar di perairan ini sejak Dinasti Han, dan bahwa nelayan Tiongkok telah memanfaatkan sumber daya laut di wilayah tersebut sejak zaman kuno.

Namun, argumen berbasis sejarah ini memunculkan pertanyaan yang lebih mendalam. Dalam konteks sejarah, banyak peradaban memiliki wilayah yang luas pada satu waktu, tetapi tidak ada preseden dalam hukum internasional modern yang mengakui klaim territorial berdasarkan penguasaan sejarah semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun