Periode Kekuasaan Romawi dan Masa Yesus
Pada abad pertama SM, Israel berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi. Pada periode ini, muncul berbagai kelompok religius seperti Farisi, Saduki, dan Essenes. Inilah masa kelahiran Yesus dari Nazaret, yang dianggap oleh orang Kristen sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Kitab Suci.
Meskipun beberapa orang Yahudi percaya Yesus adalah Mesias, banyak yang menolak-Nya. Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, pengikut-Nya, yang kemudian dikenal sebagai orang Kristen, mulai menyebarkan ajaran-Nya ke seluruh dunia Romawi.
Sementara itu, bangsa Yahudi mengalami lebih banyak ketegangan politik dengan Romawi, yang akhirnya memuncak dalam Pemberontakan Yahudi (66-73 M).
Pada tahun 70 M, Jenderal Titus dari Romawi menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci, yang menandai berakhirnya ibadah Bait Suci dalam agama Yahudi. Bangsa Yahudi kemudian menyebar ke seluruh wilayah Kekaisaran Romawi dalam peristiwa yang dikenal sebagai Diaspora.
Periode Diaspora dan Pendirian Kembali Negara Israel (1948)
Setelah kehancuran Yerusalem, bangsa Yahudi tersebar di seluruh dunia, tetapi mereka terus memelihara identitas budaya dan agama mereka. Selama hampir dua milenium, bangsa Yahudi hidup dalam diaspora, sering kali menghadapi penganiayaan dan diskriminasi, terutama di Eropa. Namun, mereka tetap memegang erat harapan akan kembalinya mereka ke Tanah Israel.
Pada abad ke-19, gerakan Zionisme muncul di Eropa, yang bertujuan untuk mendirikan kembali negara Yahudi di Tanah Israel. Gerakan ini mendapatkan momentum pada awal abad ke-20, terutama setelah Perang Dunia I ketika Palestina berada di bawah mandat Inggris.
Pada saat yang sama, ketegangan antara penduduk Yahudi dan Arab di wilayah tersebut meningkat.
Setelah Perang Dunia II dan Holocaust, di mana enam juta orang Yahudi dibunuh oleh Nazi, dukungan internasional untuk pendirian negara Yahudi semakin meningkat. Pada tanggal 14 Mei 1948, David Ben-Gurion, pemimpin gerakan Zionis, memproklamasikan pendirian Negara Israel.
Keesokan harinya, negara-negara Arab di sekitarnya menyerang Israel, memulai Perang Arab-Israel 1948. Meski menghadapi ancaman eksternal yang besar, Israel berhasil bertahan, dan perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada tahun 1949.