Kesombongan Nokia terhadap sistem operasi Symbian juga menjadi penyebab jatuhnya merek ini. Pada masa kejayaannya, Nokia yakin bahwa Symbian akan terus menjadi platform dominan di industri ponsel.
Mereka meremehkan perubahan teknologi dan tren yang menunjukkan bahwa sistem operasi yang lebih terbuka dan fleksibel, seperti Android dan iOS, akan lebih disukai oleh konsumen dan pengembang aplikasi.
Keputusan untuk tetap menggunakan Symbian terlalu lama menunjukkan kesombongan terhadap kesuksesan masa lalu, dan ketika Nokia akhirnya beralih, mereka sudah kehilangan banyak pangsa pasar.
3. Dampak Disrupsi Teknologi
Disrupsi teknologi merupakan faktor kunci dalam kejatuhan banyak perusahaan besar. Ketika teknologi baru muncul dan mengubah cara kerja industri, perusahaan yang tidak mampu mengikuti arus inovasi tersebut seringkali tertinggal dan akhirnya jatuh.
Merek-merek besar yang dulunya mendominasi, seperti Kodak dan Nokia, tidak mampu merespons disrupsi yang dibawa oleh teknologi digital dan internet.
Netscape: Kalah dalam Perang Browser
Netscape adalah pionir dalam perang browser internet pada pertengahan 1990-an. Namun, ketika Microsoft mulai menyertakan Internet Explorer secara gratis dalam sistem operasi Windows, Netscape kesulitan untuk bersaing.
Meskipun Netscape memiliki pangsa pasar yang besar pada awalnya, mereka tidak mampu merespons strategi agresif Microsoft. Akhirnya, mereka jatuh dari pasar, dan Internet Explorer mendominasi browser selama bertahun-tahun sebelum akhirnya disusul oleh Google Chrome pada dekade berikutnya.
Yahoo: Kehilangan Momentum dalam Dunia Internet
Yahoo juga merupakan korban disrupsi teknologi, terutama dengan munculnya mesin pencari yang lebih canggih dan algoritma yang lebih baik. Google, yang mengandalkan algoritma PageRank, berhasil menyediakan hasil pencarian yang lebih relevan dan akurat dibandingkan Yahoo, yang menggunakan pendekatan yang lebih manual.