Nokia: Kegagalan Beradaptasi dengan Smartphone
Nokia adalah raksasa industri ponsel pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Mereka mendominasi pasar ponsel dengan berbagai produk yang terkenal karena keandalan dan ketahanannya.
Namun, kejatuhan Nokia dimulai ketika iPhone diperkenalkan oleh Apple pada tahun 2007 dan kemudian diikuti oleh Android.
Nokia, yang sangat fokus pada sistem operasi Symbian milik mereka, gagal menyadari bahwa konsumen sedang bergerak menuju smartphone yang lebih intuitif dan fleksibel.
Mereka meremehkan perubahan arah industri dan tetap berpegang teguh pada teknologi lama yang pada akhirnya membuat mereka kehilangan pangsa pasar. Ketika mereka akhirnya mencoba beralih ke Windows Phone pada 2011, dominasi Apple dan Android sudah terlalu kuat.
Kegagalan Nokia untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dalam preferensi konsumen terhadap smartphone menjadi alasan utama jatuhnya merek ini.
Yahoo: Menolak Inovasi dan Akusisi
Yahoo, yang merupakan salah satu pemain utama di dunia internet pada akhir 1990-an, juga mengalami nasib serupa. Sebagai salah satu portal web terbesar di dunia, Yahoo memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam berbagai bidang, termasuk mesin pencari, email, dan media digital. Namun, Yahoo gagal membuat keputusan strategis yang tepat pada momen-momen penting.
Salah satu keputusan yang disesali oleh banyak orang adalah penolakan Yahoo untuk membeli Google pada awal 2000-an seharga sekitar $1 miliar. Hari ini, Google adalah raksasa internet dengan valuasi triliunan dolar.
Selain itu, Yahoo juga terlambat dalam merespons kehadiran Facebook dan tidak berhasil dalam membangun platform media sosial yang mampu bersaing. Ketika mereka akhirnya mengakuisisi Tumblr pada tahun 2013, momentum sudah hilang, dan Yahoo tidak mampu mengembalikan kejayaannya.
2. Kesombongan Korporasi: Merasa Sudah Besar