Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Potensi dan Tantangan Pembangunan Bendungan di Sungai Mentarang, Kalimantan Utara

15 September 2024   05:57 Diperbarui: 15 September 2024   07:25 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, penting untuk melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap pembangunan proyek ini, mulai dari perencanaan hingga implementasi. Konsultasi yang inklusif dan terbuka dengan masyarakat adat akan memastikan bahwa suara mereka didengar, dan kebutuhan serta hak mereka dihormati.

Kompensasi yang adil dan program-program pengembangan kapasitas bagi masyarakat yang terdampak juga harus menjadi bagian integral dari proyek ini.

Sebagai langkah tambahan, upaya untuk memindahkan atau melindungi situs-situs budaya dan sejarah di wilayah yang terdampak harus dilakukan dengan serius. Jika memungkinkan, situs-situs tersebut dapat dipindahkan ke lokasi yang aman sebelum proses penggenangan dilakukan.

Contoh kasus pemindahan situs bersejarah yang berhasil dapat dilihat di proyek-proyek bendungan lainnya di dunia, seperti pemindahan Kuil Abu Simbel di Mesir selama pembangunan Bendungan Aswan.

Pembangunan bendungan di Sungai Mentarang merupakan proyek yang kompleks dan kontroversial, mengingat potensi manfaat dan dampak yang ditimbulkannya. Di satu sisi, bendungan ini dapat menyediakan energi terbarukan yang penting bagi pembangunan Ibu Kota Negara yang baru, sekaligus membantu mengendalikan banjir di wilayah Kalimantan Utara.

Namun, di sisi lain, proyek ini berpotensi mengancam keanekaragaman hayati, merusak ekosistem sungai, dan menggusur masyarakat adat yang telah lama hidup berdampingan dengan alam.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pembangunan ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan dan keadilan sosial.

Pendekatan yang holistik, yang mencakup langkah-langkah mitigasi lingkungan, perlindungan hak masyarakat adat, dan pelestarian nilai-nilai budaya, harus menjadi bagian dari kebijakan pembangunan bendungan di Sungai Mentarang.

Dengan demikian, manfaat dari proyek ini dapat diwujudkan tanpa mengorbankan warisan alam dan budaya yang tidak ternilai harganya.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun