Jika pertanyaan seperti itu seandainya ditanyakan kepada masyarakat tanpa memandang strata sosial, maka jawabannya akan berkisar pada "ya" dan "tidak."
Masyarakat seperti calon kepala daerah, para anggota DPR, pemborong proyek dan beberapa jabatan yang perlu "pengamanan" akan merasa bahwa preman itu sangat dibutuhkan. Karena dengan adanya preman maka secara diam-diam mereka merasa aman atau bisa memenangkan proyek tanpa bersusah payah.
 Tetapi bagi masyarakat yang membutuhkan ketenangan dalam menjalani hidup dengan apa adanya, maka preman itu dirasakan sebagai sampah masyarakat dan mengganggu. Karena kekuasaan mereka ada di mana-mana dan biasanya mereka bertindak dengan kejam dan tanpa perasaan.
Sehingga kita bisa melihat dengan kepala jernih, apakah preman itu sesuatu yang benar atau tidak. Baik di lihat dari segi sosial, pemerintahan dan agama. Jika menurut ketiga bidang itu benar, maka Pemerintah harus membuat aturan agar preman bisa bekerja dengan  nyaman.
Karena selama ini keberadaan mereka meresahkan masyarakat kecil terutama, yang hidupnya dari hari ke hari hanya untuk mengisi perut saja masih sangat kepayahan.
Tetapi jika di anggap bertentangan dengan ketiganya, maka pemerintah dan DPR perlu membuat aturan atau undang-undang agar keberadaan preman itu bisa disingkirkan dari kehidupan masyarakat. Juga orang-orang siapa pun dia yang selalu menggunakan jasa preman, perlu ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.
Hidup ini memang perlu pendapat orang banyak, karena kita hidup dalam negara demokrasi. Tetapi sebuah nilai yang hakiki dan universal juga perlu dipertimbangkan, sehingga memberikan manfaat bagi orang banyak sesuai porsinya masing-masing.
***
