Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Energi Alternatif untuk PLN

19 Juni 2020   16:30 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:33 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://techno.okezone.com/read/2013/02/26/56/767618/cara-baru-ubah-cahaya-matahari-jadi-energi-listrik

Ilustrasi Pembangkit Listrik

Meskipun pihak PLN telah mengklaim jika pasokan listrik di tanah air sudah surplus (https://money.kompas.com/read/2020/02/06/160445126/), namun ditinjau dari perspektif pelanggan, maka persoalan listrik di tanah air masih jauh dari yang diharapkan.  

Diantara persoalan ini adalah seperti pengaturan sebagai keluarga mampu dan tidak mampu yang diatur oleh pihak PLN sendiri karena masyarakat tidak tahu. Pilihan meteran yang sudah diatur harus menggunakan jenis meteran pra bayar (ini pengalaman penulis sendiri). Pilihan besaran daya yang sudah diatur paling kecil 1300-Watt yang tersedia (ini pengalaman penulis sendiri) dan juga pemasangan yang dilakukan oleh pihak ketiga (instalatir), sehingga biaya meningkat beberapa kali lipat dari biaya yang ditetapkan oleh pihak PLN (ini juga pengalaman penulis).

Selain persoalan diatas, yang juga masih dialami oleh konsumen adalah aliran listrik yang belum mencapai seluruh desa di luar pulau Jawa, biaya pemakaian listrik yang masih cukup tinggi, aliran listrik dari PLN yang masih sering byar-pet, dan rendahnya voltase listrik PLN. Ditempat penulis, voltasenya itu berkisar antara 160-170 Volt saja. Sejauh ini belum pernah kami merasakan voltase listrik PLN yang 220-Volt itu. Sehingga untuk alat elektronik di rumah kami selalu menggunakan stabilizer. Awalnya kami menggunakan stabilizer terpusat, tetapi sekarng menggunakan stabilizer terpisah. Artinya untuk masing-masing alat elektronik menggunakan stabilizer tersendiri.

Berdasarkan hal-hal diatas, ada beberapa perbaikan yang bisa dilakukan oleh pihak PLN untuk menyediakan listrik berbiaya murah dan ketercukupan pasokan arusnya bagi masyarakat pelanggannya.

Menurut pengalaman penulis sewaktu pernah tinggal di Kuala Lumpur dulu, listrik di sana tidak ada pembatasan wattnya dalam meterannya, fungsi meteran listrik itu hanya mencatat pemakaian pelanggan saja. Sehingga sebuah seterika untuk rumahan bisa mempunyai konsumsi watt sampai 1500 watt, begitu juga alat-alat lainnya seperti teko listrik bisa sampai 2000 Watt. Hal ini bisa dilakukan karena listrik mereka betul-betul surplus, jadi konsumen bebas memakainya dan tidak ada istilah meteran jatuh karena beban pemakaian yang overload.

Selain menggunakan bahan bakar batu bara dan BBM (mesin diesel), ada beberapa energi alternative yang bisa digunakan oleh PLN untuk menyuplai listrik bagi konsumennya. Yaitu energi nuklir, energi gelombang laut, energi angin, energi hidro elektrik, energi panas bumi, energi pasang surut, energi biomass, dan energi surya.

Saya yakin sekali, bahwa pihak PLN pasti sangat paham akan hal-hal yang saya tulis ini, karena di sana berjubel orang-orang pintar dan ahli dibidangnya. Tetapi yang saya maksudkan ini, sepertinya pemanfaatan segala energi itu untuk kepentingan pelanggan itu belumlah maksimal, terutama sekali jika dilihat dari sudut harga yang harus dibayarkan oleh pelanggan, ketersediaan pasokan listrik, dan ketercukupan dan kestabilan arus listriknya.

Karena sudah hampir seratus tahun Indonesia merdeka, maka kami sebagai pelanggan PLN hanya menginginkan harga listrik yang murah, ketersediaan arus listrik tanpa harus dibatasi besarnya daya yang bisa dipasang, dan kestabilan arus listrik yang tetap pada 220 Volt.

Energi yang paling gampang dan tersedia sepanjang waktu adalah energi angin di pantai-pantai laut dan energi surya yang terdapat di seluruh permukaan bumi nusantara ini. Tinggal bagaimana para ahli menemukan untuk membangun infrastrukturnya yang murah meriah tapi tetap berkualitas nomor wahid.

Hal ini juga harus diambil sebagai peluang oleh para putra-putri terbaik bangsa untuk melakukan riset dalam mengoptimalkan penemuan alat pembangkit listrik dari arus angin di tepi pantai laut dan dari energi surya yang bersifat portabel. selama ini para pemuda ada yang sering dimanfaatkan untuk mendemo pemerintah saja, sehingga kini saatnya para pemuda-pemudi yang cerdas itu memberikan sumbangsihnya untuk bangsa, karena kalau mereka mampu menemukan sesuatu yang murah namun berkualitas, maka hak ciptanya akan mereka miliki dan itu adalah pundi-pundi uang bagi mereka, tetapi pada saat yang sama masyarakat akan mendapatkan pasokan listrik dengan biaya murah dan stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun