Data terinfeksi Covid 19 di Indonesia per tanggal 28 April 2020 adalah 9.511. dengan rinciannya meninggal 773 jiwa, sembuh 1.254 orang, dan yang masih dirawat sebanyak 7.484 orang  (tirto.id).
Sementara berdasarkan data yang bersumber dari katadata.co.id (https://katadata.co.id/), bahwa tenaga medis yang menangani pasien Corona di Indonesia berkisar 4-5 ribu orang yang dibantu oleh sekitar 19 ribu tenaga lainnya seperti apoteker, bidan, dokter gigi, dokter spesialis, dokter umum, epidemiologis, (ahli) kesehatan masyarakat, perawat, para relawan dan sebagainya.
Para tenaga medis dan relawan kesehatan, yang di dukung oleh tenaga tenaga lainnya seperti logistic dan angkutan serta tenaga yang menyiapkan sarana untuk konsumsi ini berjuang dalam upaya mereka merawat pasien covid 19 agar bisa sembuh, dengan rentang waktu sekitar 14 hari untuk sembuh bagi setiap pasien yang menderita Covid 19.
Jadi perlu sebagai catatan kita, jika pasien bertambah apa lagi sampai membludak, maka akan banyak sekali pasien yang tidak tertangani. Artinya mereka bisa saja mati, bukan karena tidak bisa disembuhkan tetapi karena kekuarangan tenaga media dan fasilitas rumah sakit.
Kita bisa bayangkan, bagaimana mereka berjuang tanpa APD yang jumlahnya cukup dan kualitasnya memadai. Selain itu juga, sebagai manusia biasa mereka juga tentu kelelahan, stress, kesakitan dalam menahan buang air kencing dan buang air besar, tidak bertemu keluarga, kebutuhan manusia normal lainnya tidak bisa dipenuhi, serta yang paling rawan adalah mereka juga bertaruh nyawa karena sangat rentan terinfeksi oleh pasien yang mereka rawat.
Jadi mari kita berikan sumbangsih kita, kita mulai dari diri kita sendiri masing-masing. Jangan hanya pandai nyinyir dan selalu menyalahkan pemerintah. Marilah kita bayangkan sejenak, seandainya mereka itu adalah keluarga kita sendiri yang kita sayangi atau pun itu memang diri kita sendiri. Betapa menderitanya hidup dalam keadaan seperti itu.
Semua usaha ini tidak akan cepat berhasil dihentikan pandemic ini atau lebih buruknya lagi tidak akan pernah bisa dihentikan jika kita semua tidak bisa bekerja sama secara bahu membahu dalam mengatasinya. Sebagai masyakarat biasa, kita bisa membantu para tenaga medis dan kesehatan itu, misalnya memberikan bantuan berupa materi oleh mereka yang mampu.
Kalaulah kita tidak bisa memberikan materi, maka sebaiknya kita tinggal di rumah dan berdoa bagi mereka, serta mengurangi keluar jika tidak benar-benar perlu.Â
Kegiatan pekerjaan kantor, sekolah, serta kegiatan keagamaan untuk sementara dilaksanakan di rumah saja sesuai anjuran pemerintah. Juga perjalanan ke luar kota, perjalanan antar daerah, dan kegiatan mudik serta pulang kampung sebaiknya di tunda dulu, karena ini semua demi kebaikan kita bersama.
Jika semuanya patuh dengan anjuran pemerintah, maka hanya diperlukan waktu selama dua minggu atau tiga minggu saja, maka wabah ini akan berhenti. Sebaiknya mulai saat ini kita tidak lagi berpikir egois, janganlah demi mengejar surga maka kita mengorbankan nyawa kita dan nyawa orang lain. Karena mustahil Tuhan senang kita mengorbankan nyawa kita sendiri maupun nyawa orang lain demi mengejar surga.
Tidak ada agama yang mengajarkan seperti itu, semua agama mengklaim bahwa ajarannya cinta kasih. Marilah kita praktekan itu dalam kehidupan nyata, bukan hanya hiasan bibir semata.
Jika semuanya sudah berakhir, maka silakan kita lakukan kegiatan apapun, misalnya bekerja siang-malam sampai menginap di kantor, berdoa sampai air liur kita meluap di rumah ibadah, bila perlu kita tidur dan menginap di rumah ibadah kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H