Mohon tunggu...
Nusa Bunga
Nusa Bunga Mohon Tunggu... Guru - Flores

Berita & Opini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksistensi Organisasi Ekstra Kampus di Tengah Kurikulum Kampus Merdeka

16 Desember 2024   21:33 Diperbarui: 16 Desember 2024   21:46 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Vinsensius Jeradu (Mantan Ketua Imapelma Ende Periode 2021/2022)

Organisasi eksternal (ekstra) kampus seperti, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) serta berbagai organisasi lokal kedaerahan lainya telah lama menjadi pusat pengembangan diri mahasiswa di luar kegiatan akademik, serta menjadi saksi sejarah perjalanan dan perubahan bangsa Indonesia.

Namun, dalam era Kurikulum Merdeka, keberadaan organisasi ekstra kampus mulai tergerus oleh kegiatan intra kampus yang masif, terstruktur, dan berbasis pengakuan Sistem Kredit Semester (SKS). Kegiatan ini membuat organisasi ekstra kampus semakin kurang diminati.

Ironisnya, kegiatan-kegiatan tersebut bersifat jangka pendek (satu semester) dibandingkan dengan kaderisasi organisasi ekstra kampus yang bersifat berkelanjutan dan memiliki dampak jangka panjang.

Masalah yang Mempengaruhi Eksistensi Organisasi Ekstra Kampus 

1. Dominasi Kegiatan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka mengharuskan mahasiswa mengikuti berbagai program seperti magang, studi independen, proyek desa, mengajar, dan pertukaran pelajar yang sering kali menyita waktu satu semester penuh. Mahasiswa cenderung lebih memilih program ini karena terintegrasi langsung dengan nilai akademik dan dianggap lebih relevan untuk karier masa depan.

Dampaknya: mahasiswa kehilangan waktu untuk aktif dalam organisasi ekstra kampus. Mahasiswa merasa kegiatan organisasi tidak memberikan manfaat langsung dalam capaian akademik.

2. Kegiatan yang Berjangka Pendek vs. Berkelanjutan

Kegiatan dalam Kurikulum Merdeka bersifat jangka pendek (satu semester) dengan hasil yang langsung terlihat dalam bentuk SKS dan bahkan diberi insentif berupa tunjangan biaya kegiatan dan tujangan lainya. Sebaliknya, organisasi ekstra kampus menawarkan proses kaderisasi berkelanjutan yang menuntut komitmen jangka panjang serta memerlukan pengorbanan materi.

Ironinya: mahasiswa cenderung memilih kegiatan jangka pendek yang memberikan manfaat langsung, seperti sertifikat dan pengakuan SKS serta uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun