Ikatan Mahasiswa Pelajar Manggarai (Imapelma) Ende melaksanakan penyuluhan pertanian di Kelurahan Golo Ru'u, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat pada (03/02/2022).
Kegiatan tersebut berlangsung di halaman rumah adat (Gendang) Ker yang dihadiri oleh masyarakat Kel. Golo Ru'u.
Ketua Imapelma Ende, Vinsensius Jeradu menyampaikan "Imapelma merupakan bagian dari masyarakat ilmiah yang peduli terhadap berbagai realita yang ada di masyarakat".
"Salah satu realita  yang ada bahwa, masyarakat kampung Ker hidup dan bergantung pada petani dan hasil pertanian. Namun, pada saat ini dunia pertanian di kampung Ker sedang tidak baik-baik saja karena produktivitasnya yang tidak sesuai dengan pengorbanan".Â
"Hal tersebut terjadi karena tingkat keasaman tanah. Sehingga Imapelma Ende melalui mahasiswa pertanian berbagi pengalaman dalam mengatasinya dengan penggunaan pupuk non kimia yakni kompos", ungkap Vinsensius.
Ia berharap "Semoga kegiatan ini memberikan sedikit solusi terhadap masalah yg sedang dihadapi masyarakat kampung Ker", tutupnya.
Fasilitator Penyuluhan, Albertus Jasman menjelaskan "Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikrob-mikrob yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi".
"Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat", jelas  mahasiswa Fakultas Pertanian Uniflor ini.
"Pupuk organik bisa dari kotoran hewan dan sisa tumbuhan. Adapun bahan dalam pembuatan pupuk komposnya yaitu: kotoran babi, sekam padi, daun kerinyu, EM4/Efektif Microorganisme, dan air 1 (satu) ember kecil", lanjut Albertus.
Ia juga menjelaskan manfaat pupuk kompos yaitu "Menggembalikan struktur tanah yg keras menjadi gembur dan menyuburkan tanah, memperkaya hara makro dan mikro", ujarnya.
"Proses pengomposan berlangsung kurang lebih 3 minggu. Dan ciri-ciri kompos sudah jadi dan baik adalah Warna kompos coklat kehitaman, aroma kompos yang baik tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma seperti bau tanah atau bau humus hutan" ungkap Albertus.