Mohon tunggu...
mentas maning
mentas maning Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nggak Ada yang Mau Tahu

23 Agustus 2018   12:23 Diperbarui: 23 Agustus 2018   12:27 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kicau Burung hantu,prenjak , genthilang dan burung rawa -rawa ini jadi saksi kesepianku

Bumi cerah namun langit masih berselimutkan awan, burung burung masih berkicau, teringat lagu ida laila  betapa malang nasibku , hidup ditinggal ibu ,  hidup merana sendiri , meratapi sepi setiap haru , haru biru zaman nggak bias mnegiikuti, yang bisa kutuangkan hanya kesaksian kenapa bisa jadi begini ?

Namun hanya kesaksian demi kesaksian yang bisa aku tuangkan.

Senja itu setealah dua minggu hari raya idul fitri tujuh tahun lalu , istriku pulang dari rumah mertua , gembiranya hatiku istriku kembali ke pangkuan setelah mereka melepskan kangennya dengan kelauarga dan kembali ke keluargaku , namun kegemberiaan itu terhenyak hanya sekedjap , tidak seperti itu kejadiannya , ternyata di belakang kecantikan dan kemolekan istriku dia memelihara harimau dalam kandang  yang siap mencabik ku dan  menghabisi aku serta mengenyahkan nyawaku dari badan ,kesaksian ini diceritakan  dari segumpal kegelisahan hati yang mendalam seorang penulis tyang telah lama absen dari kegiatn menulis.

Dia seorang yang genius yang bias drelees ulang  mengulas cerita serba paradox yang mendalam, perkawinannya  selama 17 tahun berjalan aman dan bahagia membuahkan dua buah hati satunya laki laki bernama gregorius leo dan dan sintha  peregodezenius sewaktu kejadian peristiwa iitu terjadi  egor berumur 13 tahun dan sintha  11 tahun,istrinya  bernama Ik dan suaminya dk, inisial yang nggak perlu disebutkan walaupun ini sebuah  cerpen dalam konten cerita berayap yang bias di indegeneralisasi  multi tafsir.

 Ibarat kata pepatah  sudah jatuh tertimpa tangga., dan mendirikan benang basah dan memasukkan lubang jarum  dimalam buta.begitulah kejadian memilukan yang dialami DK setelah istrinya melakukan perbuatan terkutuk dengan seorang laki laki , entah ngakunya seoarang oknum polisi yang bekerja di sebuah polsek pinggiran Hutan, berwal dari isengnya mencari nomor acak Ik berkenalan dengan oknum polisi Bongkrek itu, mengakunya bujangan dan tugas sebagai intel di sebuah polsek terpencil, karena kesepian lalu sering menelpon dan menggoda IKd.

Lalu serangkaian perjanian bertemu dan percintaanpun terjadi, IKd  sering diajak jalan jalan ke hutan hutan , diajak berjalan jalan di kolam-kolam pemancingan , makan makan di restoran , dan berbelanja di supermarket , sebuah modus untuk mengibuli perempuan mata duitan dan mudah digoda, akhirnya hati IK pun tertambat  lalu membuat rekayasa untuk meninggalkan suaminya DK  yang sangat mencintai dan menyayanginya selama ini , semua IK hanya buruh serabutan dan tukang isah isah dirumah dan DK adalah seorang guru honorer di sebuah SMP Negeri di kota Anu,samabil bekerja ngojek dan serabutan sert nyambi GTT dan bekerja disebuah yayasan swasta  dengan rajin dan kerja keras DK mencukupi semua kebutuhan keluarganya  dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Anginpun bertiup awan makin mendung , kelabu , hiijan menanti petir, tetapi bukan karena panas bukan karena hujan  situasi pun berubah , kebahagiaan itu berujung Petaka , DK tahu tahu jadi bulan bulanan polisi akibat rekayasa kasus yang dilakukan  IK dan OP ( oknum polisi itu)

Maka DK pun tidak serantan melapor ke polsek , polres terdekat bahwa oknum polisi itu telah merusak pager ayunya.kembali karena keadaan , ibarat kata  sulitnya menegakkan benang basah, segala upaya penyelesaian kasus dan laporan pun dilakukan  mulai dari  presiden , menteri , Desa , RW, sampai RT, mulai dari Kapolri sampai Polsek, mulai dari menteri  sampai sarekat, mulai dari kondisi dalam sampai  luar.

Semua lembaga donor dan media  dikirimi surat tentang kasusnya bahwa istrinya dibawa kabur oknum polisi bambang  permadi anaknyo anak dukun cabul tomo dan sritomo  dari desa Tambakromo itu jauh hari sudah merekayasa kasus dengan mengarahkan aku agar menjadi  tersangka dikondisikan dengan tiga poolsek  selam  tiga tahun aku jadi objek pengejaran petugas , kasus laporan mbregudhug berdatangabn , surat surat memenuhi laci kantor -kantor instasni umum .namun setelah dilaporkan ke kepolisian  maupun instansi terkait  nggak ada satupun ditindak lanjuti dan ditanggapi , hasilnya nihil, kepolisian nggak ada yang mau , anggan mereka hanya  laporan plastik milik orang gila  saja  , jadi gila semua

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun