Membuka buku sakti zaman SD berjudul RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) setidaknya menampar kita dengan daftar panjang mengenai daerah-daerah di Indonesia yang mengandung hasil tambang, seperti Sulawesi, Sumatra dan Kalimantan. Hasil tambang pun mau tak mau menjadi sumber pendapatan utama dan sektor utama yang diperhatikan oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten terkait.Â
Hal yang bisa dikatakan cukup krusial, karena hasil tambang adalah sumber daya yang sulit untuk diperbarui dalam waktu cepat, sehingga jika sewaktu-waktu habis, akan sulit untuk industri tersebut berkembang. Tiap daerah setidaknya harus segera mencari potensi lain yang cocok untuk dikembangkan dalam jangka waktu lama, demi kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Beruntung di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pemerintah kabupaten dan juga warga terkait sudah sadar dan saling bekerja sama untuk menggarap sektor lain yang bisa menghidupi untuk jangka waktu lama, yakni sektor perkebunan dan pertanian.Â
Setelah kemarin sukses dengan panen jagung hibrida yang menghantarkan Berau sebagai sentra jagung se-Kalimantan Timur karena tingkat produksi yang tinggi, kini Berau pun sedang asyik menggarap tanaman kakao. Tanaman kakao tumbuh baik di Berau pun telah memiliki pasar yang tetap, sehingga dua komoditas ini sedang digenjot baik oleh Pemkab Berau.
H. Muharram selaku Bupati Berau menyatakan harapannya agar sektor pertanian dan perkebunan bisa tergarap dengan maksimal di tahun akhir pemerintahan, sebab permulaan usaha untuk mengerjakan dua sektor ini telah dimulai pada tengah tahun 2013.Â
Akan menjadi optimal perkembangannya jika di tahun ini sudah bisa naik kelas, setidaknya hingga memulai upaya untuk menjalankan hilirisasi bahan baku secara optimal, sehingga akan menaikkan nilai jual produk.
"Kita harus terus berinovasi, tidak bisa diam dan menggantungkan diri pada satu sektor saja. Tanah Kalimantan, Bumi Battiwakal yang terkenal asam ini rupanya mampu memproduksi komoditas berbasis tanaman, mari kita seriusi, kerjakan bersama-sama. Ini aset jangka panjang, tambang bisa saja habis, tetapi hasil bumi bisa terus kita upayakan" tegas Muharram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H