Tiap orang memiliki potensi, pun tiap daerah, tiap wilayah, tiap rumah tangga. Hal itu tidak perlu dipusingkan karena memang merupakan hasil dari satuan-satuan manusia yang saling berkumpul. Tidak mengherankan akan terkumpul banyak energi dan juga keahlian di satu titik tertentu yang berangkat dari hasil interaksi, baik melalui obrolan maupun yang lainnya.
Untuk mengelola potensi dan energi tersebut, tentu dibutuhkan kerja yang ulet dan konsisten, karena pasti ada satu tujuan yang ingin dicapai. Pun terkadang warga sering bingung bagaimana merealisasikan hal tersebut, bisa jadi karena masih belum jelas melihat peluang yang ada di depan mata, atau karena ketiadaan sarana prasarana.
Umumnya pemerintah yang menaungi satuan komunitas tersebut akan memberikan semacam hibah atau pengadaan alat supaya potensi yang dimiliki bisa dikembangkan secara lebih serius dan, syukur-syukur, mendatangkan rezeki kepada warga. Salah satu upaya ini hadir dengan adanya dana desa dari Pemerintah Kabupaten Berau yang dioptimalkan penggunaannya oleh warga Kampung Sukan Tengah untuk mengembangkan potensi di sektor  industri tenun.
Warga Kampung Sukan Tengah memang sebelumnya sudah pernah membuat produk tenun yang kemudian dipasarkan di Berau, tetapi karena masih kekurangan alat, maka produksi menjadi lambat. Dana desa pun akhirnya digulirkan untuk membeli ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan alat pemintal benang. SDM yang tekun mengerjakan tenun, terhitung sekitar 15an orang, yang terus akan berkembang karena akan diadakan banyak pelatihan supaya SDM semakin terampil dan juga menjaring lagi potens-potensi baru penenun.
Bupati Berau, H. Muharram mengapresiasi sekali langkah yang diambil warga Kampung Sukan Tengah ini, dan beliau pun turut mengajak warga-warga di kampung lain untuk menggerakkan industri dan potensi lokal. Pada tahap yang lebih lanjut, kampung-kampung kreatif seperti ini akan menjadi ikon daerah Berau sebagai kabupaten dengan SDM yang terampil, berdaya dan berkualitas.
