Mohon tunggu...
rojin sabas pitaha
rojin sabas pitaha Mohon Tunggu... -

aku pernah sendiri. kutatap langit hitam,lalu semua diam. maka, sebenarnya hari-hariku adalah permulaan yang tak pernah selesai, sebab aku belum bisa apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ia yg Terbangun

11 Januari 2014   07:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sidharta gautama,yg biasa disebut sang budha.
Yg artinya,ia yg terbangun.
Sebagaimana,muhammad yg bangun.
Lalu,menyingkapkan selimut kebodohannya.

Adalah ibarat,ia yg Bangun dari kegelapan malam,akan disambut fajar pagi hari.
Ia,dalam kehidupan ini berjalan dengan langkah seringan udara.
Berjalan dibawah mentari jiwa,yg terangnya melebihi sejuta matahari.

Mustahil,tersesat hingga menjadikan langkahnya salah arah tujuan.
Mustahil,tercebur jurang hingga menghancurkan hidupnya.
Mustahil,hidupnya tak tertib hingga menabrak sana sini.

Demikian,muhammad pun mengingatkan.
“sesungguhnya,semua manusia itu tertidur. Ketika mati,barulah ia terbangun”

O,sahabat..!
Matikanlah dirimu,sebelum mati.
Agar terbuka mata kesadaran,agar terbuka telinga pendengaran.
Sungguh,akan terlihat betapa indahnya kehidupan.
Betapa merdunya nyanyian jiwa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun