Sungguh,cara mengenal tuhan itu.
Tidak ada bedanya dengan cara mengenal presiden.
Misal,orang yg mukim di hutan atau wilayah terpencil.
Dimana,disana tidak ada sarana komunikasi.
Baik media elektronik,maupun media cetak.
Maka,mereka dalam mengenal presiden tentu hanya berdasarkan apa katanya.
Sedang,orang yg mukim dikota atau desa.
Yg sudah tersedia sarana komunikasi lengkap.
Mereka mengenal presiden,melalui apa yg dilihat di TV.
Atau,membaca yg diberitakan menurut koran,dll.
Adapun,bagi para pejabat tinggi negara.
Menteri,gubernur,bupati atau pejabat eselon.
Mereka,dalam mengenal presiden bukan berdasarkan apa katanya.
Atau,sekedar apa yg disiarkan dilihat di TV dan dibaca dikoran.
Tapi,mereka melihat langsung bertemu dan bekerja sama.
Ini,ibarat orang mengenal tuhan.
Yg pertama mengenal tuhan dengan cara taqlid hanya ikutan semata apa katanya.
Yg kedua,mengenal tuhan menurut dalil logika.Tauhid,teologi,sifat dua puluh dll.
Yg ketiga,mengenal tuhan dengan cara melihat langsung,makrifat.
orang yg mengenal tuhan dengan cara pertama dan yg kedua.
Mereka,mustahil tidak lalai dari tuhan.
Karena,mereka tidak mungkin dapat mengingat-Nya dengan benar.
Mereka,hanya dapat mengingat sebatas nama-Nya saja.
Dan,itu jelas sangat berbeda antara mengingat-Nya dengan hanya mengingat nama-Nya.
Yg dapat mengingat-Nya,adalah ia yg pernah melihat.
Yg tak pernah melihat,hanya mengingat nama-Nya.
Oleh karenanya,ia yg mengenal tuhan matanya terbuka mulutnya tertutup.
Yg tidak mengenal tuhan,matanya tertutup mulutnya terbuka.
Penegasan-Nya,” jahanam adalah tempat bagi siapa yg lalai dalam sholatnya.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H