Mohon tunggu...
Mentari ELart
Mentari ELart Mohon Tunggu... Administrasi - ..perempuan Indonesia

tinggal dan bekerja di Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Buchhaltestelle – Rak Buku dalam bus

21 Januari 2015   00:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:43 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bücherschrank di Denzlingen (Wikipedia)

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Bücherschrank di Denzlingen (Wikipedia)"][/caption] Ada-ada saja cara orang Jerman, atau pemerintah Jerman, untuk menunjang minat baca penduduknya. Di beberapa kota besar, saya sering melihat open library - atau öffentlicher Bücherschrank (rak buku terbuka) yang disediakan di beberapa titik di pusat kota. Di Frankfurt, misalnya, dari lebih dari 20 rak buku terbuka minimal ada 3 rak buku terbuka yang sering saya lewatin, di Bockenheim, Bornheim, dan di Fechenheim. Belum lagi di kota-kota lain yang saya tidak tahu atau tidak pernah lewati. [caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Rak buku di Frankfurt-Bornheim"]

Rak buku di Frankfurt-Bornheim
Rak buku di Frankfurt-Bornheim
[/caption] Rak buku ini sistemnya take and give. Jadi silahkan dilihat-lihat koleksi bukunya, diambil jika ada yang menarik, dan suatu saat jika sudah selesai membaca silahkan dikembalikan lagi ke rak buku ini. Tidak dikembalikan juga tidak apa-apa. Tapi lebih bagus lagi, kalau suatu saat lewat sini bukan hanya ngambil buku, tapi juga naruh buku. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Rak buku dari kulkas bekas di Freiburg (Wikipedia)"]
Rak buku dari kulkas bekas di Freiburg (Wikipedia)
Rak buku dari kulkas bekas di Freiburg (Wikipedia)
[/caption] Karena saya dan suami suka sekali membaca buku, jadi kalau lihat open library seperti ini bakalan girang banget. Biasanya pulang tanpa tangan hampa. Buku yang biasanya saya ambil biasanya novel, sedangkan suami saya suka buku-buku travel. [caption id="" align="aligncenter" width="298" caption="Rak buku dari pohon di Hüfingen "]
Rak buku dari pohon di Hüfingen
Rak buku dari pohon di Hüfingen
[/caption] Jangan ngarepin buku yang baru, pastinya ini buku-buku lama semua, yang sudah selesai dibaca oleh pemilik yang sebelumnya. Ya iyalah, namanya juga sistem take and give. Tapi lumayan, walaupun buku lama, biasanya masih rapih, mulus, dan nggak ada coretan. Nggak kaya buku-buku saya dulu, distabilo lah, di garis-garisin lah. Paling bagus kalo cuma dikasih nama dan tanda tangan saya doang. [caption id="" align="aligncenter" width="800" caption="Lumayan sambil nunggu bis bisa baca buku"]
Lumayan sambil nunggu bis bisa baca buku
Lumayan sambil nunggu bis bisa baca buku
[/caption] Hari ini di Hamburg saya naik bis nomor 181, dari kebun binatang Hagenbeck ke arah Sporthalle. Nah, di dalam bis ini tiba.tiba saya melihat sesuatu yang menarik di belakang kursi pak sopirnya, yaitu rak buku. Ada tulisannya pula: Buchhaltestelle (tempat pemberhentian buku), hampir mirip dengan Bushaltestelle (Tempat pemberhentian bis). [caption id="attachment_365318" align="aligncenter" width="300" caption="Buchhaltestelle di Hamburg (dok pri)"]
1421750009917998086
1421750009917998086
[/caption] Dari tempat saya duduk saya memicingkan mata saya, lihat judul buku-bukunya. Saking senengnya lihat rak buku itu, saya sampai kelewatan halte yang saya tuju. Ah, pinter aja nih orang-orang cara mendukung dan meningkatkan minat baca. Salam, Mentari Sumber: Wikipedia: Liste öffentlicher Bücherschränke

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun