Mohon tunggu...
Panembahan Pamungkas
Panembahan Pamungkas Mohon Tunggu... lainnya -

PANCASILA !! BUKAN montesquieu BUKAN liberal BUKAN arab BUKANPULA roma

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Sih Yogyakarta Istimewa?

13 Juli 2011   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini hanya salahsatu sih saja dari banyak sih. Masih bertebaran sih-sih yang lain. Sejarah ini selain terdapat pada perpustakaan negara juga didapat dari pitutur orang-orang tua yang mengalami pada masanya, yaitu masa-masa negoro (nagari) sebelum RiKiPLiK ada !

So the story begin, Ratu Wilhelmina (Belanda) menyerahkan kembali Kedaulatan Nusantara kepada Hamengku Buwana IX sebagai representasi Raja Nusantara (secara kerajaan terbesar dan ter-eksis yg menurun dari Majapahit), kemudian oleh HB IX penguasaan atas nusantara itu DIPERCAYAKAN kepada Republik untuk MENGELOLA-nya. Dan pada 17-12-1945 bertempat di SITI HINGGIL KRATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT, representasi dari Republik (Soekarno-Hatta) DILANTIK menjadi PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN !  Ingat, Nagari Yogyakarta dan para Pemangku Adat Nusantara tidak hanya menyerahkan kedaulatan nusantara, melainkan secara bersama juga memberikan BEKAL (nyangoni) yg extra-ordinary bagi republik bisa berdiri !
Sayangnya banyak para pengampu sistem yang BUTA/BUTO SEJARAH (mengangkangi sejarah), membelokkannya demi kepentingan nggak jelas sehingga Yogyakarta saat-saat ini terlihat dengan jelas seolah-olah hendak "ditumbangkan". Fenomena ini saya dengar mampu membuat kekesalan seorang tua sederhana di sawah yg mengatakan: bagaimana kalau republik ini diambil lagi saja (dijupuk/dilorot wae), lha kok sekarang orang-orangnya semakin keblinger dan kemaki, sukanya bikin susah rakyat banyak.

Dus, kenapa Yogyakarta Istimewa?
Karena Yogyakarta adalah NAGARI/Monarki (independen) pengampu nusantara setelah era Majapahit, dan kepadanya Ratu Belanda berbicara, yang pemimpinnya melebur dalam kesamaan visi perjuangan rakyat untuk MERDEKA, yang alih-alih hanya mementingkan/memikirkan KEKUASAAN SEMATA (ningrat), tapi justru malah Menolong dan Merestui Sistem Republik yang SEHARUSNYA PANCASILA ini berdiri untuk dipimpin BERSAMA-SAMA dengan rakyat, mengayomi pelantikan presiden & wakilnya untuk mengelola republik, berseru bersama bagi seluruh Pemangku Adat Nusantara untuk membangun bangsa dengan dukungan penuh bagi Bayi Republik yang seharusnya Pancasila.
NAH,  jika sekarang ini ternyata "sistem-itu" hendak "menjungkirbalikkan" Yogyakarta, lalu dengan bahasa apa yang pantas kita sabdakan lewat mulut untuk menyebut/mengistilahkanny​a pada manusia-manusia (penguasa sistem) ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun