Mohon tunggu...
Dioz Mahardhika
Dioz Mahardhika Mohon Tunggu... -

hobi cerita dongeng murahan, doyan makan gethuk lindri, cenil, dan kupat tahu, alergi sifut, teri, durian, kelengkeng, dan jam weker

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

10 Pemuda

14 Desember 2016   07:54 Diperbarui: 14 Desember 2016   08:43 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soekarno dalam pidatonya pernah berkata, "beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia". Dalam pidatonya kala itu, apakah Soekarno memikirkan pemuda beragama khusus? dari suku tertentu untuk membangun Indonesia dan mengguncangkan dunia? saya rasa TIDAK. Bahkan hal itu ditegaskan dalam salah satu lambang negara yang juga digagas oleh beliau, "bhineka tunggal ika".

Dogma/ doktrin agama menjadi landasan politik suatu negara memang bukan hal baru, bahkan dalam sejarah kekristenan hal tersebut sudah terjadi di Eropa sejak dulu kala. Permusuhan antara Kristen dengan Islam, memang harus diakui sudah muncul dari jaman sebelum perang salib. menyuarakan genderang perang dengan bangsa lain untuk menguasai wilayah tertentu tak pernah berhasil bila tidak menggunakan agama sebagai bahan bakarnya.

Gerakan keagamaan yang sejatinya menjadi wadah pertumbuhan spiritualitas siapa saja yang tergabung di dalamnya, justru menjadi wadah paling subur dan nyaman untuk di mobilisasi di dunia politik. Kondisi ini mengular dari abad ke abad dan tidak pernah diputuskan, selalu saja ada pihak yang menggunakan untuk kepentingan politis. Hanya segelintir orang yang tetap menyuarakan persatuan dan mirisnya mereka tersingkir. Apakah ini berarti kepandaian segelintir orang itu tidak sepandai oknum politik yang berhasil memanfaatkan wadah agama? saya rasa juga TIDAK.

Istilah JUALAN AGAMA di INDONESIA adalah JUALAN PALING LARIS jika dikaitkan dalam ranah politik. Hal ini kerap kali muncul dari tahun ke tahun jelang PILKADA atau PILPRES, pola yang berulang harusnya disadari oleh masyarakat luas, supaya tidak mudah terprovokasi. Jika tulisan ini dinilai HANYA dari agama yang saya anut saja maka boleh dibilang tulisan ini tendensius untuk melihat kasus AHOK yang sedang happening di Indonesia, tapi ternyata banyak dari teman yang non Kristen pun menyuarakan hal yang sama, perdamaian, persatuan, dan pengampunan.

Sedih rasanya jika melihat sesama teman saling bermusuhan ketika mulai menjelek-jelekkan kepercayaannya, apa lagi sampai harus hapus pertemanan, saling menghujat di facebook, membully, memutus tali silaturahmi, apakah itu tujuan dari kepercayaan yang kau anut?

10 orang yang diharapkan bung Karno mampu mengguncang dunia ini nampaknya hal yang (maaf) konyol, kenapa 10? kenapa bung Karno tidak menginginkan 10.000 atau 100.000 pemuda indonesia yang direkrutnya untuk mengguncang dunia? bolehlah saya hayati ucapan bung Karno tersebut sebagai sebuah harapan akan adanya komunitas-komunitas kecil yang menyuarakan suara perdamaian, persatuan, dan pengampunan. sebuah komunitas yang membangun komunitasnya untuk terus membangun INSIDE-OUT tanpa memandang agama apaun, tapi terus memandang kemanusiaan.

KAU DAN AKU KITA SEMUA BERSAUDARA.

salam damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun